Mengenal Kondisi Maladaptive Daydreaming
Kamis, 23 September 2021 -
BANYAK orang belum mengetahui apa itu maladaptive daydreaming. Bahkan ada begitu banyak yang mengidap gangguan mental tersebut yang tidak menyadarinya sampai hasil diagnosa yang valid dari psikolog atau psikiater.
Maladaptive daydreaming seringkali dikira seperti skizofrenia karena sama-sama berkhayal tentang sesuatu yang tidak ada di kehidupan nyata. Namun, keduanya memiliki gejala yang cukup berbeda.
Jika penyakit skizofrenia membuat penderitanya seolah memiliki teman khayalan dan seolah berbicara dengannya seperti berbicara dengan orang di dunia nyata. Sementara maladaptive daydreaming bisa melakukan hal tersebut di pikirannya saja.
Baca juga:
Tetapi menurut laman healthline, sesekali pengidap maladaptive daydreaming juga bisa 'kelepasan' dan berbicara sendiri seperti skizofrenia. Yuk kenali ciri-cirinya.
1. Sering melamun

Pengidap gangguan maladaptive daydreaming biasa membuat skenario-skenario di dalam pikirannya. Skenario ini dibentuk sesuai keinginannya sendiri.
Mereka akan menjadi sutradara di dalam ceritanya yang cukup panjang sehingga sering melamun dalam waktu yang cukup lama. Salah satu gejala utama dari maladaptive daydreaming adalah pengidapnya bisa beberapa kali melamun dalam satu hari.
2. Menolak kehidupan nyata

Karena sering melamun dan membangun skenario sendiri, seorang pengidap tak ingin ada di kehidupan nyata. Mereka merasa skenario yang diciptakan di dalam pikirannya sendiri jauh lebih indah dan membuatnya bahagia. Itu lah kenapa para penderita maladaptive daydreaming cenderung anti sosial dan tidak mau keluar dari zona nyaman.
Baca juga:
3. Bicara sendiri

Jika sudah terlalu larut di dalam lamunannya sendiri alias terlalu mendalami peran di dalam skenario pikiran, pengidap maladaptive daydreaming bisa sesekali kelepasan dan terlihat seperti berbicara sendiri.
Namun, ketika sudah menyadari dirinya bicara sendiri, mereka pun kembali diam dan melihat keadaan sekitar untuk mencari tahu apakah ada seseorang yang memergoki dirinya.
4. Menarik diri dari pertemanan

Akibat dari menolak kehidupan nyata, mereka juga enggan tuh memiliki teman yang nyata. Dari skenario yang dibangun olehnya, tercipta juga pemeran-pemeran yang menjadi temannya. Pengidap maladaptive daydreaming lebih memilih berteman dan berinteraksi dengan teman khayalan yang hanya ada di pikirannya sendiri. (Mar)
Baca juga: