Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan balita.
Merahputih.com - Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, menjelaskan bahwa konsumsi obat cacing sebaiknya dilakukan jika seseorang, baik anak-anak maupun orang dewasa, sudah menunjukkan gejala infeksi.
"Jadi kalau memang ada gejala, ada indikasi tentu boleh. Tapi jangan lupa, namanya minum obat itu harus dengan saran dokter. Ini penting ya karena obat cacing itu seperti obat antibiotik. Dia itu antimikroba, antimikroorganisme. Jangan digunakan secara berlebihan." ujar Riyadi, Jumat (22/8).
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi obat cacing yang dijual di pasaran secara berlebihan tanpa konsultasi dokter, karena obat tersebut tetap memiliki efek samping meskipun tidak signifikan.
Baca juga:
Kematian Balita Sukabumi akibat Cacingan Akut, Tanda Bahaya bagi Perlindungan Sosial
Secara umum, beberapa ciri orang yang terinfeksi cacing adalah batuk-batuk yang menyerupai infeksi paru-paru, mual, kurang nafsu makan, sulit buang air besar, dan peningkatan kadar eosinofil (sel darah putih) saat tes darah.
Obat cacing yang sering digunakan untuk pengobatan antara lain Albendazol, Mebendazol, dan Pirantel Pamoat. Menurut dr. Riyadi, obat-obatan ini efektif untuk berbagai jenis cacing, seperti cacing pita, cacing gelang, dan cacing isap.
Dosis yang dianjurkan oleh WHO untuk Albendazol adalah 200 miligram dosis tunggal untuk anak usia 1–2 tahun, dan 400 miligram dosis tunggal untuk anak di atas 2 tahun serta orang dewasa. Sementara itu, Mebendazol hanya diperuntukkan bagi anak usia 2 tahun ke atas dan orang dewasa dengan dosis 500 miligram dosis tunggal.
Untuk anak di bawah 1 tahun, Pirantel Pamoat menjadi pilihan dengan dosis 10–11 miligram per kilogram berat badan, dengan dosis maksimum 1 gram.
Baca juga:
Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah
Agar lebih efektif, obat cacing sebaiknya diminum saat perut kosong. Pemberian obat ini juga disarankan bagi anak-anak di daerah dengan prevalensi kecacingan di atas 20%.
"Kalau daerah dengan prevalensi atau angka kejadian kecacingan di atas 20 persen, minimal anak di usia sekolah dan prasekolah di atas 1 tahun harus mengonsumsi antara satu hingga dua kali Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kecacingan," jelas dia.
Secara global, kecacingan umum terjadi. Data WHO tahun 2023 menunjukkan 1,5 miliar orang mengidap kondisi ini, dengan kasus terbanyak disebabkan oleh cacing yang siklus hidupnya melalui tanah. Kasus yang menggemparkan di Indonesia baru-baru ini terjadi di Sukabumi, di mana seorang anak berusia 4 tahun meninggal dunia dengan cacing hidup seberat satu kilogram di tubuhnya, bahkan sampai menyebar ke otak.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

IDAI Desak BGN Berikan Prioritas Penerima MBG Usai Kasus Keracunan Ribuan Siswa

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
