Mengenal Kondisi Maladaptive Daydreaming


Waspada, maladaptive daydreaming bisa membuat seseorang menjadi antisosial. (Foto: Pixabay/Aruns212)
BANYAK orang belum mengetahui apa itu maladaptive daydreaming. Bahkan ada begitu banyak yang mengidap gangguan mental tersebut yang tidak menyadarinya sampai hasil diagnosa yang valid dari psikolog atau psikiater.
Maladaptive daydreaming seringkali dikira seperti skizofrenia karena sama-sama berkhayal tentang sesuatu yang tidak ada di kehidupan nyata. Namun, keduanya memiliki gejala yang cukup berbeda.
Jika penyakit skizofrenia membuat penderitanya seolah memiliki teman khayalan dan seolah berbicara dengannya seperti berbicara dengan orang di dunia nyata. Sementara maladaptive daydreaming bisa melakukan hal tersebut di pikirannya saja.
Baca juga:
Tetapi menurut laman healthline, sesekali pengidap maladaptive daydreaming juga bisa 'kelepasan' dan berbicara sendiri seperti skizofrenia. Yuk kenali ciri-cirinya.
1. Sering melamun

Pengidap gangguan maladaptive daydreaming biasa membuat skenario-skenario di dalam pikirannya. Skenario ini dibentuk sesuai keinginannya sendiri.
Mereka akan menjadi sutradara di dalam ceritanya yang cukup panjang sehingga sering melamun dalam waktu yang cukup lama. Salah satu gejala utama dari maladaptive daydreaming adalah pengidapnya bisa beberapa kali melamun dalam satu hari.
2. Menolak kehidupan nyata

Karena sering melamun dan membangun skenario sendiri, seorang pengidap tak ingin ada di kehidupan nyata. Mereka merasa skenario yang diciptakan di dalam pikirannya sendiri jauh lebih indah dan membuatnya bahagia. Itu lah kenapa para penderita maladaptive daydreaming cenderung anti sosial dan tidak mau keluar dari zona nyaman.
Baca juga:
3. Bicara sendiri

Jika sudah terlalu larut di dalam lamunannya sendiri alias terlalu mendalami peran di dalam skenario pikiran, pengidap maladaptive daydreaming bisa sesekali kelepasan dan terlihat seperti berbicara sendiri.
Namun, ketika sudah menyadari dirinya bicara sendiri, mereka pun kembali diam dan melihat keadaan sekitar untuk mencari tahu apakah ada seseorang yang memergoki dirinya.
4. Menarik diri dari pertemanan

Akibat dari menolak kehidupan nyata, mereka juga enggan tuh memiliki teman yang nyata. Dari skenario yang dibangun olehnya, tercipta juga pemeran-pemeran yang menjadi temannya. Pengidap maladaptive daydreaming lebih memilih berteman dan berinteraksi dengan teman khayalan yang hanya ada di pikirannya sendiri. (Mar)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
