Mendag Lutfi Bilang Minyak Goreng Mahal Disebabkan Perang Rusia-Ukraina
Kamis, 17 Maret 2022 -
MerahPutih.com - Pemerintah Indonesia menganggap perang Rusia dan Ukraina menjadi biang kerok mahalnya harga minyak goreng di tanah air. Pasalnya, kedua negara merupakan penghasil minyak Sun Flower atau bungan matahari.
"Perlu diketahui, invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan harga-harga tinggi," ungkap Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Muhammad Lutfi usai mengecek bahan pokok di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).
Baca Juga
Karena terhambat impor Sun Flower akibat perang, akhirnya Indonesia beralih untuk digantikan dengan minyak sawit mentah atau ekspor crude palm oil (CPO). Sehingga harga CPO melonjak tajam yang tadinya seharga Rp 14 ribu menjadi Rp 18.000.
Terlebih saat ini, ucap mendag, pemerintah telah mencabut penentuan harga eceran tertinggi (HET) yang nilainya Rp 14 ribu per liter. Kini semua harga minyak goreng ditentukan oleh masing-masing pedagang pasar ataupun patokan harga ritel modern.
"Sekarang sudah turun sedikit. Tapi pada dasarnya naik karena mekanisme pasar," urainya.
Baca Juga
Mendag juga menegaskan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan terus bekerja keras untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran.
"Jadi pemerintah akan hadir Rp 14 ribu pada kesempatan pertama," papar Mendag.
Ia pun menyakini, bahwa stok minyak goreng di pasaran melimpah ruah. Maka dari itu Mendag meminta masyarakat tidak khawatir dengan ketersediaan minyak goreng. Sekarang ini, pemerintah juga akan hadir dengan memasok minyak goreng curah dengan harga Rp 14 ribu.
"Minyak goreng stok melimpah. Tapi sesuai menurut perekonomian harganya diatur pasar," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga
Antrean Minyak Goreng Makan Korban Jiwa, Jokowi Didesak Evaluasi Mendag