Korban Tewas Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Mencapai 58 Orang

Rabu, 15 Mei 2024 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Jumlah korban tewas akibat bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang menerjang sejumlah daerah di Sumatra Barat terus bertambah. Tercatat total 58 orang meninggal dunia akibat bencana itu.

Data mutakhir berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Selasa (14/5) malam. Sementara korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian. Selain itu, untuk keluarga terdampak berjumlah 1.543 KK dan 33 orang mengalami luka-luka.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan Pusdalops dan BPBD setempat masih terus melakukan pengkajian dan pemutakhiran data.

“Masih berlangsung proses pencarian dan evakuasi korban,” kata Abdul kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/5).

Baca juga:

Banjir Lahar Dingin Sumatra Barat, 50 Orang Meninggal 27 Hilang

Untuk memudahkan pendistribusian bantuan logistik ke enam daerah terdampak, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan perbaikan sejumlah jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak.

Akses terputus dan jembatan yang rusak tersebut diantaranya meliputi Jalan Akses Simpang di Kota Padang Panjang dan 19 unit jembatan terdampak.

Baca juga:

Jalan Bukittinggi-Padang Putus Total Diterjang Lahar Dingin Marapi

Menyusul hal tersebut, bantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar.

“Selain perbaikan sarana dan prasarana, pemerintah menyiapkan upaya relokasi rumah khususnya yang rusak dan berada di dekat aliran sungai,” kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto di Sumatera Barat, Selasa (14/5).

Baca juga:

PMI Salurkan Ratusan Logistik Bagi Korban Banjir Lahar Dingin Marapi

Sementara itu, sebagai salah satu upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor, BNPB bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

“Operasi TMC digelar guna mendukung proses evakuasi dan perbaikan sarana dan prasarana yang ada,” jelas Suharyanto.

Sehingga penanganan darurat tidak terhambat oleh cuaca buruk yang masih berpotensi terjadi sesuai prakiraan oleh BMKG untuk wilayah Sumatra Barat. (knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan