Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di Soloraya Naik 10 persen
Senin, 13 Januari 2020 -
MerahPutih.Com - Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Solo mencatat adanya kenaikan kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang 2019, yakni sebanyak 62 kasus. Jumlah kasus tersebut naik dibandingkan tahun 2018, yang hanya 58 kasus atau naik 10 persen.
Manager Divisi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Masyarakat (PPKBM) SPEK-HAM Solo, Fitri Haryani mengatakan kasus KDRT paling banyak mendominasi laporan masuk ke SPEK-HAM sepanjang 2019 di Soloraya, meliputi Kabupaten Sragen, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, dan Kota Solo.
Baca Juga:
"Kasus terbanyak justru ada di Solo, yakni sebanyak 36 kejadian. Kasus kedua ada di Karanganyar 23 kejadian, Sukoharjo ada 19 kejadian, Wonogiri 11 kejadian, Klaten 10 kejadian, dan Sragen enam kejadian, dan Boyolali tiga kejadian," ujar Fitri kepada merahputih.com di Solo, Minggu (12/1).

Fitri mengatakan naiknya jumlah kasus KDRT tentunya menjadikan perhatian semua pihak. Untuk penanganan kasus tersebut, lanjut dia, lebih banyak diproses pendampingan hukum dan sosial.
"Kami melihat kasus kekerasan banyak disekesailan pada jalur perdata dari pada pidana. Pertimbangan korban untuk tidak memilih jalur pidana karena proses hukum yang terlalu panjang dan vonis hukman cuma tiga bulan," kata dia.
Baca Juga:
Sekelompok Perempuan Gelar Aksi Tolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Ia mengatakan fakor penyebab kaaus KDRT adalah soal ekonomi. Selain itu, faktor penelantaran yang akhirnya berujung pada perceraian.
"Kami juga ikut terlibat dalam memberikan pendampingan pada korban KDRT. Bahkan ada sampai yang didampingi hingga selesai proses persidangan," pungkasnya.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga: