Istilah Ageisme untuk Ibu Hamil di Usia Lanjut Perlu Diubah
Selasa, 27 September 2022 -
BAGAIMANA perlakuan yang diterima dari tenaga medis ketika seseorang mengandung pada usia di atas 40 tahun? Bisa jadi orang tersebut akan diperlakukan seperti lansia.
Ada penelitian baru untuk mendukung gagasan bahwa bahasa di sekitar bumil kepala empat sudah ketinggalan zaman dan perlu diubah. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari ageisme, melakukan stereotip atau diskriminasi terhadap orang berusia lanjut.
Secara statistik, tingkat kelahiran pertama di antara orang berusia 35 hingga 39 tahun meningkat di hampir setiap negara bagian di AS antara tahun 2002 dan 2012. Demikian menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Mengejutkannya, tingkat kelahiran pertama di antara orang berusia 40 hingga 44 tahun naik sebanyak 60 persen di negara bagian tertentu, termasuk di South Carolina dan 59,9 persen di sebagian besar wilayah Midwest.
Baca juga:

Namun, tidak ada keraguan bahwa risiko terkait kehamilan tertentu meningkat seiring bertambahnya usia, termasuk memiliki bayi dengan Down Syndrome dan didiagnosis dengan diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi, serta keguguran. Namun, risiko tersebut ada sampai batas tertentu tanpa pandang usia seseorang ketika hamil.
Profesor ilmu politik Francesca Scala dari Universitas Ottawa, Kanada, menulis sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal Health, Risk and Society. Menegaskan bagaimana orang berbicara pada ibu hamil yang lebih berumur mencerminkan ageisme dan ableisme yang tidak semestinya.
Hal tersebut berangkat dari konsep lama yang menganggap orang di atas usia tertentu berkurang kemampuannya untuk hamil dan merawat bayi akibat status geriatri.
Scala berpendapat, meskipun tingkat kehamilan di antara orang berumur meningkat, entah kenapa tidak ada yang berubah dengan bagaimana dokumen resmi merujuk pada kelompok calon orangtua semacam itu.
Jika mengandung di atas 35 tahun, ibu hamil mungkin akan mendengar berapa kali istilah 'usia ibu lanjut' atau disebut 'berumur'. Menurut Scala dan rekan penulisnya Michael Orsini, ketika mereka melihat pernyataan profesional dan dokumen resmi lainnya yang diterbitkan antara 1993 dan 2020, bahasa ini banyak digunakan.
Baca juga:

Penting untuk dicatat bahwa para peneliti mengakui risiko yang terkait dengan kehamilan setelah usia 35, tetapi seperti yang dikatakan Scala, "Tujuan kami sebagai ilmuwan sosial bukanlah untuk menantang statistik seputar risiko biomedis, tetapi untuk melihat apakah bumil berumur itu dianggap seperti masalah dalam diskusi ini."
Menurut Scala, memang konstruksi sosial kuno dari ibu dan orang-orang yang mampu hamil menginformasikan bagaimana mereka dibicarakan dalam kapasitasnya seiring bertambahnya usia. Penelitian ini mendukung fakta lain yakni orangtua berumur dapat memiliki posisi yang lebih baik untuk merawat keluarga.
Inti yang dikatakan Scala, sudah saatnya orangtua berumur mendapat perubahan dalam cara dibicarakan dan diperlakukan. "Alih-alih menempatkan tanggung jawab pada perempuan untuk mematuhi 'jam biologis' mereka, saya ingin melihat lebih banyak diskusi tentang bagaimana kekuatan sosial dan ekonomi yang lebih luas membentuk jalan perempuan menjadi ibu," katanya.
Dia menyimpulkan dengan pertanyaan penting, "Bagaimana kita, sebagai masyarakat, dapat mendukung [orang] memiliki anak pada waktu yang ideal. Misalnya, dengan penitipan anak yang dapat diakses, sehingga mereka tidak 'dihukum' karena memiliki anak dan datang terlalu dini atau terlambat?" (aru)
Baca juga: