Bahaya Hipertensi Untuk Ibu Hamil dan Janin


Hati-hati hipertensi pada ibu hamil (Sumber: Pexels/Garon Piceli)
PENYANDANG hipertensi di Indonesia relatif tinggi. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34 persen. Dari semua pasien hipertensi, mayoritas adalah pasien perempuan. Anggota Pokja Panduan Konsensus InaSH, dr. Siska Suridanda Dany, Sp.JP., FIHA mengatakan perubahan hormonal bisa menyertai hipertensi.
"Siklus hidup perempuan dimulai dengan masa kanak-kanak kemudian diikuti fase remaja, dewasa muda, menopause serta usia tua. Dalam setiap fase, terdapat perubahan spesifik gender yang dapat menempatkan perempuan pada risiko hipertensi serta komplikasi yang menyertainya," ujarnya dalam virtual Press Conference, Jumat (18/2).
Dari semua fase usia, perempuan hamil merupakan kelompok paling rentan terhadap hipertensi. “Hipertensi ditemukan pada sekitar 10 persen kehamilan dan menempati urutan kedua sebagai kontributor penyebab kematian ibu hamil di negara berkembang," tuturnya.
Baca Juga:

Ibu hamil dengan hipertensi berisiko mengalami kejang, stroke, gagal ginjal, pembekuan darah, dan gagal jantung. Bukan hanya berisiko untuk ibunya saja, hipertensi juga bisa memberi efek buruk bagi bayi yang dilahirkan. Bayi yang lahir dari ibu dengan hipertensi berisiko melahirkan bayi prematur, terhambatnya pertumbuhan, dan kerusakan plasenta.
Baca Juga:

Golongan perempuan yang berpotensi mengalami hipertensi selama kehamilan adalah ibu yang berusia di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun, memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, ibu dengan diabetes melitus, obesitas, kehamilan kembar, riwayat gangguan ginjal, dan penyakit autoimun. Hal tersebut tentu bisa dicegah dengan tetap menjaga berat badan tetap ideal selama masa kehamilan. "Ibu bisa berolahraga, mengatur pola makan rendah garam rendah lemak," jelasnya.
Pasca kelahiran, ia juga menyarankan untuk hati-hati dalam memilih pil kontrasepsi. "Hipertensi terkait pil kontrasepsi didapatkan pada sekitar 2-5 persen perempuan dengan tekanan darah yang awalnya normal, sedangkan pada perempuan hipertensi, peningkatan tekanan darah terjadi pada 9-16 persen pada pengguna pil kontrasepsi," urainya.
Tatalaksana hipertensi dan komplikasinya pada kehamilan harus mempertimbangkan perubahan hormonal yang terjadi serta kondisi kehamilan yang menyebabkan keterbatasan terapi anti hipertensi yang dapat diberikan. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pahami Tanda Bahaya dan Persiapan Persalinan

Ingat! Pasangan Subur Harus Rencanakan Kehamilan

Risiko dan Manfaat Seks Selama Kehamilan

Hormon Kehamilan Bawa Perubahan pada Rambut Hitam

Istilah Ageisme untuk Ibu Hamil di Usia Lanjut Perlu Diubah
