Inilah Alasan Wisatawan Betah Tinggal di Homestay
Minggu, 16 Oktober 2016 -
Tahun 2017, Pemerintah dengan inisiatif yang digagas Kementerian Pariwisata akan mulai membangun homestay.
Prioritas dari pembangunan 100.000 homestay tersebut, menurut rencana akan didirikan di 10 target destinasi wisata Indonesia, yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo awal tahun 2016.
Dari Tanjung Kelayang di Belitung yang kaya akan gugusan batu cadas, Kepulauan Seribu, ke Danau Toba primadona wisatawan di Sumatera Utara, Tanjung Lesung mutiara di provinsi Banten, Borobudur, Wakatobi, Pulau Morotai, Gunung Bromo, Tengger, Semeru, Labuan Bajo kawasan wisata di NTT yang tak pernah sepi pengunjung, hingga Mandalika yang menawarkan keindahan alam luar biasa saat wisata di NTB.
Homestay yang akan dibangun itu sederhananya adalah rumah warga yang disulap menjadi hotel. Berbagai alasan mengapa wisatawan betah dan senang tinggal di homestay.
Yang paling asasi adalah karena tinggal di homestay seperti tinggal di keluarga sendiri. Memberikan pengalaman yang lebih personal bagi wisatawan dan mereka tidak merasa dimanfaatkan secara komersil, ketimbang tinggal di hotel yang aturannya lebih ketat dan juga padat dengan pengunjung lainnya.
Pegawai di homestay biasanya adalah keluarga pemilik homestay, dan mereka melayani tamunya dengan sangat bersahabat, lebih personal, karena secara manajemen mereka mampu menyediakan semua pesanan tamu mereka yang jumlahnya sedikit, kebalikan dengan hotel yang harus memenuhi kebutuhan ratusan orang.
Salah satu fasilitas kamar di homestay Spedagi di Temanggung, Jawa Tengah. (dev.spedagi.org)
Tak ada yang lebih mengenal lingkungannya dengan baik kecuali warga lokal, sebagai tamu yang tinggal di rumah orang lokal pasti memiliki akses informasi yang terbaik tentang kawasan yang dikunjungi.
Alasan lainnya mengapa wisatawan lebih memilih homestay, karena memberikan rasa yang lebih aman saat tinggal di sana. Pemilik homestay mengurus semua keperluannya sendiri, dan menjadi kepentingan mereka untuk memastikan bahwa para wisatawan aman dan merasa nyaman tinggal di rumah mereka. Selain itu, pemilik rumah juga akan menjaga privasi para tamunya.
Bagian terbaik lainnya untuk tinggal di homestay adalah keramahtamahan pemilik rumah, yang memungkinkan tamu mencicipi hidangan yang luar biasa enak dengan resep rahasia keluarga. Di beberapa bagian dunia, pemilik homestay bahkan memberikan kursus memasak khusus.
Berbeda dengan menginap di hotel, wisatawan yang membawa anak-anak akan dibantu, saat darurat. Misalnya ketika pukul 3 pagi, seorang anak perempuan tamunya menderita sakit tenggorokan dan harus minum susu hangat segera. Kebanyakan homestay akan memberi izin tamunya tersebut menggunakan dapur mempersiapkan susu hangat itu untuk anaknya.
Alasan lainnya yang membuat wisatawan betah adalah karena biaya untuk menginap di homestay sangat terjangkau.
Selain itu, homestay merupakan rumah-rumah sederhana yang dijalankan oleh keluarga lokal untuk menambah penghasilan keluarga mereka.
BACA JUGA
Wisatawan Ingin Hidup Tradisional, Kemenpar Bangun 100.000 Homestay
Berkaca dari Prestasi Nihiwatu, Kementerian Pariwisata Dorong Ecotourism
MRA-TP Satukan Kementerian Pariwisata dari Negara ASEAN