HPN 2021, Industri Media Diminta Berubah di Tengah Pandemi COVID-19

Senin, 08 Februari 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 dinilai jadi momentum bagi industri pers untuk bangkit. Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh menyebut, pandemi COVID-19 memaksa semua pihak melakukan kontemplasi.

Ada sejumlah kontemplasi yang harus menjadi pelajaran, termasuk perubahan sesuai tuntutan zaman. Sinyal perubahan itu sudah 20 tahun lalu pada saat ramai-ramainya teknologi digital.

Baca Juga

Dewan Pers: Pemidanaan Jurnalis di 2020 Preseden Buruk

"Yang semua juga paham teknologi digital itu sebagai purpose of technology, semua bidang membutuhkannya, tetapi kita tampaknya agak enggan untuk berubah,” kata M. Nuh pada Konvensi Nasional Media Massa bertemakan 'Pers Nasional Bangkit dari Krisis Akibat Pandemi COVID-19 dan Tekanan Disrupsi Digital' Senin (8/2).

Menurut M. Nuh, apabila ada perubahan, tampaknya sangat evolutif. Namun, ciri khas manusia adalah jika taruhannya hidup dan mati, maka akan berubah.

Seperti yang terjadi saat pandemi COVID-19, memaksa semua pihak untuk melakukan perubahan.

Ketua Dewan Pers Prof Mohammad Nuh. (ANTARA Jatim/HO/WI)
Ketua Dewan Pers Prof Mohammad Nuh. (ANTARA Jatim/HO/WI)

Pertama, membangun kekuatan kekitaan. Meskipun COVID-19 adalah sektor kesehatan, tetapi yang terkena dampaknya seluruh dimensi.

Hal itu memberi pelajaran kepada semua bahwa bisa jadi hanya satu sektor, tetapi dampaknya sistemik seperti sekarang ini. Menurut M Nuh, keengganan untuk berubah ini, apabila ada perubahan tampaknya sangat evolutif.

Akan tetapi ciri khas manusia adalah apabila taruhannya hidup dan mati, dan COVID-19 memaksa semua pihak untuk melakukan perubahan. Kedua, pelajaran pentingnya membangun kekuatan kekitaan.

M. Nuh menuturkan, meskipun fenomena dari pandemi COVID-19 adalah kesehatan, tetapi yang terkena dampak pandemi bukan hanya kesehatan, namun seluruh dimensi mengalami hal serupa.

M Nuh menegaskan, kekitaan itu harus terus dibangun pada saat-saat seperti ini. Pihaknya sangat berterima kasih kepada media yang terus menggelora optimisme dan empati publik.

Pasalnya, jawaban dalam menghadapi persoalan besar adalah empati.

“Allhamdulliah kawan-kawan pers telah mampu menggelorakan optimisme itu dan menumbuhkan empati publik luar biasa,”ucap mantan Menteri Pendidikan ini.

Ketiga, Pelajaran pentingnya keutuhan. Nuh mengatakan, situasi ini tidak boleh lagi terjebak dengan atau paradigma yakni apakah yang penting itu substansi dari media atau media sebagai kendaraan, tetapi kedua-duanya.

“Dan substansi media dari media itu adalah data informasi, knowledge (pengetahuan), dan wisdom (kebijaksanaan). Oleh karena itu, ini harus kita kelola oleh dengan baik,” ucapnya. (Knu)

Baca Juga

Kritik Perlakuan Aparat, Dewan Pers: Wartawan Harusnya Dilindungi, Bukan Diintimidasi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan