Ekonomi Indonesia Masih Berada Dalam Siklus Ekspansi

Senin, 29 April 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Perekonomian Indonesia masih berada dalam siklus ekspansi di tengah situasi ketidakpastian global saat ini. Hal itu tercermin dalam pertumbuhan pinjaman yang kuat 11,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di Februari 2024.

"Belanja pemerintah juga meningkat pesat sebesar 30,1 persen secara year-on-year pada bulan Februari, didorong oleh belanja pemilu," ujar Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra di Jakarta, Senin (29/4).

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di 2024 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,2 persen. Hal itu mencerminkan pemasukan dari pemilu yang lebih kecil dari perkiraan.

"Kami masih memperkirakan pertumbuhan di semester pertama yang kuat, namun hasil pemilu bulan Februari cukup meyakinkan sehingga tidak diperlukan adanya pemilu putaran kedua. Hal ini akan menurunkan dorongan konsumsi," ujarnya.

Baca juga:

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mentok di 5 Persen

Aldian menjelaskan, meskipun kemenangan telak presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran menghilangkan ketidakpastian politik, peningkatan investasi yang kuat diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Transisi pemerintahan, termasuk pembentukan kabinet mungkin belum akan selesai hingga akhir 2024 sementara pemilihan kepala pemerintah daerah akan diadakan pada November mendatang.

Dari segi inflasi pangan yang tinggi juga dapat mengurangi belanja konsumen, terutama di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah. Standard Chartered juga memperkirakan pertumbuhan PDB global tahun ini sebesar 3,1 persen, atau tidak berubah dari 2023.

Perusahaan perbankan global itu memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,2 persen pada 2025, yang merupakan peningkatan dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,1 persen.

Baca juga:

DPR Pede Ekonomi Indonesia Tak Terpengaruh Konflik Israel-Iran

Berdasarkan laporan Global Focus Economic Outlook Q2-2024 yang dikeluarkan Standard Chartered, Asia akan tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan perekonomian global.

Sementara itu, Afrika dan Kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan dan Pakistan (MENAP) diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada 2024 dibandingkan pada 2023. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan