Ekonomi Indonesia Masih Berada Dalam Siklus Ekspansi


Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/9/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
MerahPutih.com - Perekonomian Indonesia masih berada dalam siklus ekspansi di tengah situasi ketidakpastian global saat ini. Hal itu tercermin dalam pertumbuhan pinjaman yang kuat 11,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di Februari 2024.
"Belanja pemerintah juga meningkat pesat sebesar 30,1 persen secara year-on-year pada bulan Februari, didorong oleh belanja pemilu," ujar Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra di Jakarta, Senin (29/4).
Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di 2024 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,2 persen. Hal itu mencerminkan pemasukan dari pemilu yang lebih kecil dari perkiraan.
"Kami masih memperkirakan pertumbuhan di semester pertama yang kuat, namun hasil pemilu bulan Februari cukup meyakinkan sehingga tidak diperlukan adanya pemilu putaran kedua. Hal ini akan menurunkan dorongan konsumsi," ujarnya.
Baca juga:
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mentok di 5 Persen
Aldian menjelaskan, meskipun kemenangan telak presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran menghilangkan ketidakpastian politik, peningkatan investasi yang kuat diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Transisi pemerintahan, termasuk pembentukan kabinet mungkin belum akan selesai hingga akhir 2024 sementara pemilihan kepala pemerintah daerah akan diadakan pada November mendatang.
Dari segi inflasi pangan yang tinggi juga dapat mengurangi belanja konsumen, terutama di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah. Standard Chartered juga memperkirakan pertumbuhan PDB global tahun ini sebesar 3,1 persen, atau tidak berubah dari 2023.
Perusahaan perbankan global itu memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,2 persen pada 2025, yang merupakan peningkatan dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,1 persen.
Baca juga:
DPR Pede Ekonomi Indonesia Tak Terpengaruh Konflik Israel-Iran
Berdasarkan laporan Global Focus Economic Outlook Q2-2024 yang dikeluarkan Standard Chartered, Asia akan tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan perekonomian global.
Sementara itu, Afrika dan Kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan dan Pakistan (MENAP) diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada 2024 dibandingkan pada 2023. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
