Donald Trump dan Setnov Saling Dukung, Beginikah Sosok Mereka?
Rabu, 18 November 2015 -
MerahPutih Peristiwa - Ketua DPR RI Setya Novanto atau akrab disapa Setnov, kembali terbelit kasus. Jika dulu ia dikecam karena telah mendatangi kampanye calon presiden Donald Trump di Amerika Serikat (AS), kali ini ia tersangkut kasus pencatutan nama presiden.
Kasus pencatutan nama presiden ini masih belum jelas arahnya. Awalnya, Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan adanya pencatutan nama Presiden Jokowi oleh salah satu petinggi DPR saat bernegosiasi dengan Freeport. Dalam laporannya, Sudirman menyatakan bahwa Setnovlah orangnya. Namun hingga saat ini, Setnov tidak mengakui seperti apa yang dituduhkan Sudirman.
Kasus tersebut membuat Setnov mendapat banyak kecaman, seperti salah satu kicauan "nyelekit" netizen lewat Twitternya ini.
"Siapa Setya Novanto? Dari balik ketiak Bakri tiba2 mencaplok kursi ketua DPR di tengah riuh rendahnya persaingan KMP dan KIH" kicau @asalim30.
Nama Setnov akhirnya kembali mencuat setelah dulu ia pernah dikecam karena menghadiri kampanye seorang politisi asal AS, Donald Trump. Kala itu Setnov hadir bersama wakilnya, Fadli Zon. Rasa bangga mereka dengan sosok Donald Trump terlihat lewat beberapa postingan milik Fadli Zon di Twitternya.
Donald Trump pun demikian bangganya pada Setnov. Di sela-sela kampanyenya, ia mengatakan bahwa Setnov adalah orang hebat di Indonesia.
"Bersama dengan saya, Ketua DPR dari Indonesia, Setya Novanto. Ia salah satu orang kuat dan orang hebat di Indonesia," ujar Trump sebelum menutup pidatonya.
Namun publik menilai, bukan etika politik Indonesia untuk bisa memihak politisi luar negeri. Terlebih Donald Trump adalah politisi yang cukup kontroversial. Sentimennya terhadap Timur Tengah dan Islam membuat ia banyak dikecam.
Donald Trump memang merupakan kandidat Presiden Amerika Serikat yang sering dikecam oleh warga dari Negeri Paman Sam tersebut. Kecaman bergulir ketika ia pernah menuding Presiden Obama sebagai seorang Muslim. Ia juga pernah mengatakan bahwa "sebagian muslim adalah masalah".
Pascaserangan di Paris pada Jumat lalu (13/11), Donald Trump menyerukan penutupan masjid di AS. Ia menilai bahwa semua terorisme dan perencanannya berawal dari masjid.
"Kita harus mengawasi dan meneliti masjid-masjid itu, karena banyak pembicaraan terjadi di tempat-tempat itu," kata Trump kepada stasiun televisi MSNBC, Senin (16/11) waktu New York, AS.
Kedua tokoh yang saling dukung ini, Donald Trump dan Setya Novanto, tentu mengundang banyak pertanyaan. Mereka saling membanggakan, di sisi lain memiliki begitu banyak hal kontroversial. Tentu publik pun memiliki penilaian sendiri terkait kedua tokoh besar ini.
BACA JUGA:
- Sosok Pelaku Teror Paris di Mata Sahabatnya
- Islamophobia Merebak, Pria Muslim di Paris Buat Pesan Mengharukan
- Obama Sindir Politisi yang Tolak Pengungsi Muslim
- Lagi, Beredar Surat Setya Novanto Minta "Jatah" ke Pertamina
- Pengusaha Dampingi Setya Novanto Temui Petinggi Freeport Adalah Reza Chalid