Couvade Syndrome, Gejala Menjelang Jadi Ayah

Sabtu, 10 Agustus 2019 - P Suryo R

UMUMNYA ibu hamil akan mengalami morning syndrome, tubuh menunjukkan reaksi seperti mual, muntah atau menurunnya nafsu makan pada trimester awal kehamilan. Uniknya, kondisi seperti ini tak hanya dialami oleh ibu yang sedang hamil. Melainkan calon ayah juga bisa mengalami hal serupa.

Dimulai dari tanda-tanda fisik tubuh hingga perubahan emosional calon ayah. Saat istri mengandung, suami yang ternyata merasakan mual, muntah, nyeri punggung, penurunan nafsu makan bahkan ikut ngidam. Laman alodokter menyebutnya sebagai couvade syndrome atau kehamilan simpatik versi pasangan laki-laki.

Baca Juga: Hati-hati Makan Sate Kambing, Ini Bahayanya buat Ibu Hamil


1. Hormon tubuh meningkat

ayah
Hormon prolaktin dan kartisol meningkat saat mengalami sindrom ini (Foto Pexels/Pixabay)

Saat istri hamil, banyak suami yang merasa cemas. Biasanya, pasangan yang menjelang jadi orangtua akan mengalami masa stres sehingga mengganggu emosional. Dilansir dari alodokter, pikiran stres ini mengeluarkan zat kimia sehingga memunculkan kehamilan simpatik. Sebanyak 20 hingga 80 persen suami yang mengalami sindrom ini, hormon prolaktin dan kortisolnya meningkat.

Meski begitu, perlu diperhatikan keadaan suami. Kalau sindrom ini berlanjut dan memburuk, ikutlah kelas-kelas parenting atau berdiskusi bersama orang lain yang memiliki anak. Aktivitas komunikasi ini memudahkanmu saat transisi sepasang suami istri menjadi orangtua.


2. Perubahan tingkah laku

ayah
Suami akan mengalami nyeri punggung hingga mengidam (Foto Pexels/rawpixel.com)

Kehamilan simpatik ini memengaruhi tingkah laku suami sehari-hari. Terjadi perubahan yang signifikan seperti lebih sensitif, mudah kelelahan ataupun ngidam selayaknya wanita yang tengah hamil. Terganggungnya emosional suami menjelang jadi ayah dipengaruhi beban pikiran.

Laman alodokter menuliskan suami yang mengalami sindrom couvade akan merasa mual, sakit perut, kembung, menurunnya nafsu makan, sakit punggung, kram, gangguan pernapasan hingga iritasi saluran kemih. Biasanya, perubahan tingkah laku ini akan hilang dengan sendirinya atau setelah istri melahirkan. Sepasang suami istri perlu menjaga komunikasi untuk meringankan kekhawatiran.

Baca Juga: Ibu Hamil Dilarang Konsumsi Seafood? Ini Faktanya

3. Morning sickness versi suami

ayah
Tak jauh berbeda dengan morning sickness, suami juga merasakan (Foto hipwee.com)

Bukan hal yang berbahaya, kehamilan simpatik biasa terjadi saat kehamilan istri di trimester pertama dan ketiga. Sama halnya dengan morning sickness yang dialami ibu hamil, sindrom couvade tidak membutuhkan penanganan khusus, terlebih obat-obatan dalam kadar tinggi. Meski membingungkan saat awal-awal, gejala couvide syndrome hanya bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya. Seiring waktu akan membuat suami terbiasa dan menikmati sindrom unik ini.

4. Meningkatnya keharmonisan

ayah
Sindrom ini bisa meningkan hubungan lebih harmonis. (Foto: Pexels/Luis Quintero


Sepasang suami istri akan mengalami lika-liku saat menjalani kehidupan bersama. Kehadiran anak mampu menghangatkan suasana hubungan keluarga. Suami akan lebih memberikan perhatian penuh kepada istrinya sehingga meningkatkan keharmonisan keluarga. Saling melengkapi dan menjaga, menunggu kelahiran tiba.

Biasanya, suami yang mengalami sindrom couvide akan lebih mendekatkan diri dengan istri yang sedang hamil. Gejala-gejala yang timbul menurunkan metabolisme suami sehingga seorang istri akan merawat dan menjaganya hingga kembali pulih. Kondisi ini bisa meningkatkan keharmonisan keluarga sembari menunggu kelahiran si kecil. (dys)

Baca Juga: Tips Busana untuk Ibu Hamil, Kenyamanan yang Utama

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan