Catatan Kasus Hukum: Mulai Novel Baswedan Hingga Persekusi Sejoli di Cikupa

Minggu, 31 Desember 2017 - Luhung Sapto

MerahPutih.com - Tahun segera berganti, berbagai kasus hukum mewarnai perjalanan sepanjang tahun 2017. Tim redaksi Merahputih.com merangkum berbagai kasus hukum dan kriminal yang terjadi sepanjang tahun 2017.

Beberapa kasus itu memiliki nilai tersendiri hingga paling dianggap menyita perhatian publik. Berikut beberapa di antaranya:

1. Novel Disiram Air Keras

Penyidik KPK Novel Baswedan dirawat di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengalami teror berupa penyiraman menggunakan air keras oleh dua orang tak dikenal pada 11 April 2017 usai salah subuh berjamaah di masjid tak jauh dari rumahnya.

Akibat penyiraman, mata Novel mengalami kerusakan dan harus menjalani serangkaian operasi di Singapura.

Hingga penghujung 2017, Kepolisian RI tak kunjung menemukan titik terang siapa pelaku penyiraman H2SO4 ke wajah Novel. Kepolisian hanya bisa merilis tiga sketsa wajah orang yang diduga kuat melakukan penyiraman terhadap Novel.

Ratusan saksi telah diperiksa dan ratusan telepon masuk melalui hotline pengaduan, namun masih nihil. Penyerang Novel masih bebas berkeliaran.

Selama menjadi penyidik di KPK, Novel banyak menangani kasus-kasus besar yang melibatkan banyak pejabat, pengusaha hingga aparat negara.

Semisal, kasus suap cek pelawat Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom, korupsi Bank Jabar tahun 2009, suap mantan Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu, korupsi proyek simulator SIM Korlantas Polri, Irjen Pol Djoko Susilo, suap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar dan kasus megakorupsi proyek e-KTP.

2. Aksi Heroik Aiptu Sunaryanto

Kapolda Metro Jaya M Iriawan memberikan penghargaan kepada anggota lantas Aiptu Sunaryanto. (MP/Angga Yudha Pratama)

Seorang ibu dan anaknya yang sedang naik angkot KWK T25 jurusan Rawamangun–Pulogadung menjadi korban penyanderaan oleh seorang pria pada April 2017 lalu. Risma Oktaviani (25) sedang menggendong anaknya yang berusia satu tahun, ketika seorang pemuda menyanderanya di lampu merah Buaran, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Pulogadung, Jakarta Timur.

Sang pelaku, Hermawan, nekat menyandera Risma dan anaknya lantaran panik aksi perampokannya ketahuan oleh warga sekitar. Hermawan menodongkan pisau kepada Risma.

Tiba-tiba, seorang anggota Polantas Aiptu Sunaryanto, yang sedang melintas berusaha membebaskan korban. Setelah upaya negoisasi gagal, Sunaryanto mengambil tindakan tegas ketika Hermawan lengah. Seketika Hermawan roboh dengan sebutir peluru bersarang di tubuhnya. Korban berhasil dibebaskan dari penyanderaan tanpa luka sedikitpun.

3. Pengungkapan Sabu 1 Ton

Polisi menggiring lima anak buah kapal (ABK) Wanderlust yang berkewarganegaraan Taiwan di Pelabuhan Bea dan Cukai Tanjung Uncang, Batam, Senin (17/7). (ANTARA FOTO/M N Kanwa)

Tim Satgas Merah Putih bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menggagalkan penyelundupan sabu seberat 1 ton di bangunan bekas Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten. Pengungkapan kasus ini bermula dari kerjasama Polri dengan Kepolisian Taiwan yang melaporkan adanya upaya penyelundupan sabu ke Indonesia.

Polisi menemukan 51 kotak berisi sabu di dua mobil terpisah. Sebanyak 27 karung berada di mobil Toyota Innova warna emas, dan 24 karung di mobil Toyota Innova warna hitam.

Masing-masing karung diperkirakan berisi sabu seberat 20 kilogram yang jika ditotal mencapai 1 ton.

Untuk melancarkan penyelundupan sabu itu, para pelaku menggunakan jalur laut untuk memasukan sabu ke Indonesia. Mereka menggunakan Kapal Wanderlust yang mengangkut sabu dari perairan Myanmar oleh 5 kru kapal.

Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Kaishong City, Taiwan, pada 17 Juni 2017. Mereka berlayar ke perairan Johor, Malaysia, lalu berhenti di Myanmar untuk mengambil barang. Dari Myanmar mereka menyusuri pantai barat Sumatera, lalu turun ke selatan hingga ke Selat Sunda dan mencapai Pulau Sangiang, Banten.

4. Persekusi Pasangan Muda di Cikupa

Kapolres Kabupaten Tangerang AKBP Sabilul Arif. (Facebook Sabilul Arif)

Bulan November 2017, warganet dibuat geger dengan aksi persekusi terhadap pasangan muda, R(28) dan MA (20) di kawasan Cikupa, Tangerang. Keduanya dituduh berbuat mesum di kontrakan sang wanita. Keduanya ditelanjangi dan dipukuli lalu diarak oleh warga setempat dipimpin Ketua RT.

Video persekusi pun viral di media sosial. Belakangan, tidak ada bukti keduanya tengah berbuat mesum.

Polisi bergerak cepat dengan mengamankan enam orang termasuk sang Ketua RT.

Kedua insan itu akhirnya dinikahkan secara sederhana beberapa hari setelah kejadian.

"Ya hari ini mereka telah resmi menikah. Kami hanya ingin membantu niatan baik pasangan ini," ujar Kapolres Tangerang, AKBP Sabilul Alif, Selasa (21/11). Pernikahan keduanya dilangsungkan di rumah orangtua R, di daerah Tigaraksa, Tangerang.

5. Penembakan dr Letty

Dokter Helmi diapit petugas saat akan menjalani pemeriksaan. (MP/Angga Yudha Pratama)

Dokter Letty Sultry tewas di tangan suaminya sendiri, dr. Ryan Helmi setelah diberondong enam butir peluru di tempat kerjanya di Azzahra Medical Centre, Cawang, Jakarta Timur. Berawal dari cekcok mulut, masalah rumah tangga kemarahan dr Helmi berlanjut di tempat kerja istrinya.

Setelah menembak mati istrinya, dr Helmi lalu menyerahkan diri berikut barang bukti dua pucuk pistol rakitan yang digunakan untuk mencabut nyawa istrinya.

Berdasarkan keterangan penyidik, rumah tangga pasangan yang telah menikah lima tahun tanpa dikaruniai anak itu kerap bertengkar. Selama lima tahun menikah, Dr Letty tak diberi nafkah. Helmi, yang juga berprofesi sebagai dokter, disebut bekerja serabutan atau pindah-pindah tempat kerja. Saat kejadian, dr Letty tengah menggugat cerai dr Helmi. Namun, Pengadilan Agama belum memberikan putusan.

Dari pemeriksaan, Dr Helmi juga diduga mengalami gangguan jiwa. Selama melakukan pemeriksaan, Dr Helmi kerap memberikan jawaban yang inkonsistensi. Saat menembak istrinya Dr Helmi juga di bawah pengaruh obat penenang. Dr Helmi merasa mendapat “perintah” untuk menembak istrinya. (Ayp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan