Bicara Dua Bahasa Sejak Muda Bisa Kurangi Risiko Demensia
Jumat, 05 Mei 2023 -
SEBUAH studi baru di Jerman menemukan bahwa berbicara dua bahasa setiap hari sejak usia muda bisa melindungi seseorang dari perkembangan demensia pada kemudian hari.
Seperti dilaporkan laman Medical Daily pada Senin (1/5), dalam kehidupan sosial, orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dua bahasa bisa meningkatkan kehidupan sosial hingga membuka lebih banyak kesempatan kerja.
Baca juga:
Cybersickness saat Bermain Game dan Cara Mengatasinya

Para peniliti di Jerman menentukan bila orang yang berbicara dua bahasa mendapat nilai lebih baik dalam tes belajar, memori, bahasa, dan kontrol diri dibandingkan dengan pasien yang berbicara hanya satu bahasa.
Lebih lanjut, para peneliti ini sebelumnya juga menemukan hubungan antara bilingualism dan demensia. Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Neurobiology of Aging mengevaluasi bagaimana bilingual pada tahap kehidupan yang berbeda berdampak pada kognisi dan struktur otak pada usia dewasa.
“Bilingualisme bisa bertindak sebagai faktor pelindung terhadap penurunan kognitif dan demensia. Secara khusus, kami mengamati bahwa berbicara dua bahasa setiap hari, terutama pada tahap awal dan pertengahan kehidupan, mungkin memiliki efek jangka panjang pada kognisi dan korelasi sarafnya,” ucap para peneliti yang terlibat dalam studi tersebut.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti menguji 746 orang berusia 59 hingga 76 tahun yang 40 persen dari mereka tidak memiliki masalah ingatan, sedangkan sisanya adalah pasien di klinik ingatan atau orang dengan keluhan kebingungan atau kehilangan ingatan.
Baca juga:
6 Langkah Mudah Menangkan Argumen

Dalam evaluasi yang diadakan peneliti, responden yang menggunakan bahasa kedua selain bahasa Jerman saat berusia antara 13-30 atau antara 30-65 tahun menunjukkan skor yang lebih tinggi pada kemampuan bahasa, memori, fokus, perhatian dan pengambilan keputusan daripada mereka yang tidak bilingual.
Para ilmuwan percaya kemampuan bilingual untuk beralih di antara dua bahasa adalah faktor kunci yang membuat mereka lebih baik dalam keterampilan kognitif seperti multitasking, mengelola emosi dan pengendalian diri, yang pada akhirnya melindungi mereka dari demensia.
“Keuntungan menjadi bilingual tidak hanya berasal dari pengetahuan kosa kata dan aturan bahasa kedua, tapi, dari peralihan antar bahasa yang tepat dan sering, yang menuntut kontrol kognitif yang tinggi untuk menghambat potensi interferensi antar bahasa,” tutup para peneliti. (Far)
Baca juga: