Berbeda dengan Anemia, Ketahui Definisi Thalasemia dan Berbagai Jenisnya

Kamis, 31 Oktober 2024 - Ananda Dimas Prasetya

Merahputih.com - Thalasemia adalah suatu penyakit bawaan atau keturunan yang ditandai dengan adanya kelainan pembentukan struktur protein pada hemoglobin darah.

Dilansir laman Mayoclinic, hemoglobin darah berfungsi untuk mengikat dan mengedarkan oksigen ke seluruh organ-organ tubuh. Bila proses pembentukan hemoglobin mengalami gangguan, fungsi dari organ tubuh pun juga akan terganggu.

Gejala dari thalasemia biasanya menunjukan kondisi anemia, seperti pembesaran organ limpa. Selain itu penderitanya memiliki tulang pipi menonjol, dahi lebih datar, nassal bridge terdepresi, jarak antara kedua mata menjauh, dan struktur rahang atas melebar seperti chipmunk face.

Kulitnya jadi berwarna kuning, dan kuning pada bagian pulih di mata. Pertumbuhan anak menjadi terhambat dan anak mudah sakit.

Baca juga:

Apa Itu Anemia? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Thalasemia sendiri ada banyak jenisnya, di antaranya:

1. Thalasemia Beta Minor

Penderita thalasemia beta minor mengalami rasa lesu, kurang nafsu makan, dan menderita anemia yang tergolong sangat ringan di mana gejalanya sering kali tidak terlalu dirasakan (asimptomatik).

Baca juga:

Pentingnya Deteksi Talasemia Sejak Dini, Segera Cek ke Laboratorium

2. Thalasemia Beta Intermedia

Pada jenis thalasemia ini, umumnya gejala dan tanda yang dialami penderita adalah anemia derajat sedang hingga berat, muncul warna kekuningan pada kulit atau bagian putih mata, serta adanya pembesaran pada limpa.

Perawatan thalasemia beta intermedia tidak selalu membutuhkan transfusi darah. Namun, jika terdapat kondisi lain seperti infeksi berat yang memperburuk anemia, kondisi ini mungkin membutuhkan transfusi darah.

Baca juga:

Talasemia Bisa Dicegah dengan Deteksi Dini

3. Thalasemia Beta Mayor

Seseorang yang menderita thalasemia beta mayor merasakan badan terasa sangat lemah, urine berwarna gelap, dan menderita anemia berat. Sampai mesti transfusi darah secara berkala yakni sekitar 1–2 bulan sekali.

Penderita thalasemia ini mesti dalam pantauan dokter guna melihat situasi alergi. Sebab efek samping dari transfusi darah jangka panjang, misalnya penumpukan deposit zat besi di jaringan tubuh (hemosiderosis). (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan