Ancaman Krisis Global, Jokowi Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terbaik di Dunia

Selasa, 11 Oktober 2022 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Ancaman krisis global kini di depan mata konsekuensi dari peperangan yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perang yang melibatkan kedua negara itu mengakibatkan banyak negara harus membayar harga yang sangat mahal.

“Inilah yang sering disampaikan, membayar harga dari sebuah perang, yang harganya sangat mahal sekali,” kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (11/10).

Baca Juga:

Megawati Bertemu Jokowi di Istana Batu Tulis, Bahas Pemilu hingga Krisis Pangan

Bahkan, Jokowi baru saja mendapat kabar dari Amerika Serikat (AS), puluhan negara meminta pertolongan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk dibantu perekonomiannya.

"Saya pagi dapat informasi dari pertemuan di Washington DC, 28 negara sudah antre di markasnya IMF, menjadi pasien," ujar Jokowi.

Menurut dia, itu jadi peringatan bagi Indonesia agar tidak sampai ikut jadi negara yang bangkrut.

"Ini yang kita lagi tetap menjaga optimisme, tetapi yang lebih penting hati-hati dan waspada," tegas Jokowi.

Ia mengungkapkan, dalam situasi sulit sekarang, negara mana pun di dunia dapat terlempar secara cepat. Lalu keluar jalur dengan sangat mudah, apabila tidak hati-hati dan tidak waspada, baik dalam pengelolaan moneter maupun pengelolaan fiskal.

“Apalagi setelah perang Rusia dan Ukraina. Kita tahu pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 yang sebelumnya diperkirakan 3 persen terakhir diperkirakan sudah jatuh di angka 2,2 persen,” kata mantan Gubernur DKI dan Wali Kota Solo ini.

Baca Juga:

Krisis Gas di Eropa Diproyeksi Makin Memburuk

Namun, berbeda dengan kondisi mayoritas negara lain di dunia, Jokowi mengklaim Indonesia kini berada di jalur yang benar.

Menurut ayah tiga orang anak ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2022 ini menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Presiden mengungkapkan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua ini mencapai 5,44 persen.

Oleh karenanya, Presiden menegaskan Indonesia harus tetap optimistis.

"Saya sampaikan kita harus tetap optimistis. Harus optimistis itu, tapi hati-hati dan waspada karena apa pun angka-angka yang kita miliki, Indonesia, pertumbuhan ekonomi di kuartal II termasuk yang terbaik di dunia, 5,44 persen," ujar Jokowi.

Sementara itu, lanjut Jokowi, inflasi di Indonesia masih terkendali setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi beberapa waktu lalu.

Menurut Kepala Negara, inflasi saat ini masih berada di bawah 5,9 persen.

"Ini juga kita tetap syukuri karena kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, sekarang ini di Argentina (inflasi) sudah 83,5 persen, dengan kenaikan suku bunga sudah 3.700 basis poin. Kita inflasi 5,9 dengan perubahan suku bunga di 75 basis poin," jelasnya.

Merujuk kepada kondisi tersebut, Jokowi menyebutkan kondisi moneter Indonesia masih pada posisi yang bisa dikendalikan.

Jokowi mengatakan, kondisi tersebut juga didukung keseharian antara Bank Indonesia selaku bank sentral dan Kementerian Keuangan berjalan beriringan dan tidak saling tumpang tindih.

"Ini yang saya lihat komunikasi baik sehingga fiskal dan moneter bisa berjalan bersama-sama," tambah Jokowi. (Knu)

Baca Juga:

Krisis Gas di Eropa Diproyeksi Makin Memburuk

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan