Krisis Gas di Eropa Diproyeksi Makin Memburuk


Pipa gas di stasiun kompresor Atamanskaya, di luar kota timur jauh Svobodny, di wilayah Amur, Rusia 29 November 2019. ANTARA/REUTERS/Maxim Shemetov.
MerahPutih.com - Negara Eropa telah mengisi tangki penyimpanan hingga sekitar 90 persen dari kapasitas mereka setelah Rusia memotong pasokan gas sebagai tanggapan atas sanksi Barat yang dijatuhkan atas invasinya ke Ukraina.
Kondisi ini membuat Eropa menghadapi krisis energi yang lebih akut pada tahun depan setelah menguras tangki gas alamnya untuk melewati dinginnya musim dingin ini.
Baca Juga:
Peti Mati Berbahan Rotan Laku Sampai ke Eropa
Pada Februari atau Maret tahun depan, negara Eropa perlu mengisi ulang gas setelah permintaan musim dingin yang tinggi mengurasnya hingga 25-30 persen cadangan gas di tangki.
Harga gas yang melonjak dalam beberapa bulan setelah invasi pada Februari, telah menurun. Tapi itu bisa berlangsung singkat karena negara-negara bersaing untuk membeli gas alam cair (LNG) dan alternatif lain untuk pengiriman pipa Rusia.
Membantu mengatasi rasa sakit, Uni Eropa sedang mempertimbangkan pembatasan harga gas, sebuah masalah yang telah memecah blok 27 negara itu karena beberapa negara khawatir hal itu dapat mempersulit mengamankan pasokan.
"Dengan penyimpanan gas hampir 90 persen, Eropa akan bertahan pada musim dingin mendatang dengan hanya beberapa memar selama tidak ada kejutan politik atau teknis," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.
Ia memaparkan, secara historis Eropa mengandalkan Rusia untuk sekitar 40 persen dari pasokan gas alamnya.
"Musim dingin ini sulit tetapi musim dingin berikutnya mungkin juga sangat sulit," kata Birol kepada wartawan di Finlandia dikutip Antara.
Baca Juga:
Delegasi Uni Eropa Adopsi 1.100 Pohon di Jawa Barat
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara

Eropa Mulai Bersuara Keras, Para Menteri Luar Negeri Desak Israel Akhiri Kelaparan di Gaza

Yunani Berjuang Tanggulangi Kebakaran Hutan, Gelombang Panas masih Menyapu Eropa Selatan
