4 Hal Yang Disorot YLBHI Terkait Revisi UU TNI Selain Bertentangan Dengan Reformasi

Minggu, 16 Maret 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Masyarakat dibuat geram dengan pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) TNI. Parahnya revisi RUU TNI itu dibahas oleh Panitia Kerja (Panja) DPR secara tertutup di salah satu hotel di Jakarta beberapa waktu lalu.

Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) dengan lantang menolak revisi UU TNI yang akan melegitimasi praktik dwifungsi ABRI dan membawa Indonesia ke rezim Neo Orde Baru.

YLBHI memandang bahwa usulan revisi UU TNI bertentangan dengan agenda reformasi TNI.

"Mendukung TNI menjadi tentara profesional sebagai alat pertahanan negara sebagaimana amanat konstitusi dan demokrasi," tulis YLBHI dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (16/3).

Baca juga:

Aktivis Tolak Revisi UU TNI Diadukan Pasal Penghinaan Terhadap Penguasa Setelah Geruduk Rapat di Hotel

DPR RI dan Presiden melalui usulan revisinya justru akan menarik kembali TNI kedalam peran sosial politik bahkan ekonomi-bisnis yang di masa Orde Baru yang terbukti tidak sejalan dengan prinsip dasar negara hukum dan supremasi sipil serta merusak sendi-sendi kehidupan demokrasi.

Revisi UU TNI, dinilai YLBHI, justru akan mengancam independensi peradilan dan memperkuat impunitas/kekebalan hukum anggota TNI.

"Jika hal ini dibiarkan akan berdampak serius pada suramnya masa depan demokrasi, tegaknya negara hukum dan peningkatan eskalasi pelanggaran Berat HAM di masa depan."

Selain pembahasannya yang tertutup dan nir partisipasi bermakna dari publik, YLBHI juga mencatat adanya 4 hal bermasalah dalam substansi RUU TNI:

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan