124 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air, 2 Awak Selamat

Minggu, 29 Desember 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Sebanyak 124 orang tewas dan dua orang berhasil diselamatkan dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan.

Pesawat yang membawa 181 orang keluar dari landasan pacu dan menabrak tembok di Bandara Muan, barat daya Korea Selatan, Minggu (29/12). Menurut laporan, kejadian ini menjadi salah satu bencana penerbangan paling mematikan di Korea Selatan.

Semua penumpang dilaporkan tewas, kecuali dua awak yang selamat. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 09.07 waktu setempat, ketika pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, atau sekitar 288 km barat daya Seoul.

Mengutip dari Yonhap, pihak berwenang telah mengonfirmasi, bahwa 124 orang tewas dalam kecelakaan itu. Kini, evakusasi sedang dilakukan untuk mengambil jenazah para korban.

Baca juga:

Pesawat Jatuh di Bandara Muan Korea Selatan, 28 Orang Meninggal Dunia

"Setelah pesawat bertabrakan dengan tembok, penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah," kata seorang pejabat badan pemadam kebakaran.

Sebanyak 181 orang, termasuk enam awak, berada di dalam pesawat Boeing 737-800 yang berangkat dari Bangkok pada pukul 01.30. Pesawat itu diperkirakan tiba di Muan sekitar pukul 08.30 waktu Korea Selatan.

Sebagian besar penumpang merupakan warga negara Korea Selatan, kecuali dua warga negara Thailand.

Kamar mayat sementara telah didirikan di dalam bandara Muan untuk meletakkan jenazah para korban. Para pejabat yakin, bahwa kegagalan roda pendaratan disebabkan oleh serangan burung. Namun, mereka sedang memulai penyelidikan di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab pastinya.

Baca juga:

Update Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Bertambah Jadi 94 Orang

CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa kepada anggota keluarga korban. Mereka berjanji untuk memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada keluarga korban.

“Apapun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO,” kata Kim. (sof)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan