WFH Bukan Solusi Atasi Kemacetan di Jakarta


Sejumlah kendaraan melintas di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (18/6/2019). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd.)
MerahPutih.com - Pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ahmad Munawar merespons munculnya petisi kembalikan work from home (WFH) di Jakarta karena bekerja dari kantor menjadi salah satu biang kemacetan di Jakarta.
Namun, Prof Ahmad Munawar menilai penerapan kembali kebijakan WFH bukan solusi mengatasi persoalan kemacetan transportasi di Ibu Kota.
Baca Juga
Pemprov DKI Tak Akan Terapkan WFH Perkantoran untuk Atasi Kemacetan
"Penyelesaian macet itu dengan sistem transportasi yang baik dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi," katanya melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (5/1).
Persoalan kemacetan, lanjut dia, bisa diselesaikan dengan penyediaan fasilitas angkutan umum yang memadai serta pengurangan kendaraan pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dibandingkan daerah lainnya, ia mengakui DKI Jakarta terbaik dalam penggunaan angkutan umum. Akan tetapi karena jumlah penduduknya sangat banyak, sehingga perlu diperbaiki lagi.
"Persentase penggunaan angkutan umum di Jakarta termasuk tinggi, tetapi banyak yang tinggal di luar Jakarta sehingga perlu penambahan angkutan umum dan susbsidi yang tinggi," ucap dia.
Terkait kebijakan bekerja secara WFH atau WFO, kata dia, sebaiknya tidak ditetapkan sama rata di setiap sektor.
Baca Juga
Sebaiknya, menurut dia, pengaturan kebijakan sistem kerja dilakukan oleh instansi masing-masing disesuaikan dengan jenis pekerjaan maupun kondisi pegawainya.
Di sektor pendidikan, menurut dia, pembelajaran berjalan kurang efektif dengan WFH karena menggunakan sistem daring.
"Ada hal-hal yang tidak tercapai dengan maksimal saat dilakukan secara online seperti interaksi dan diskusi antara dosen dengan mahasiswa. Namun, saat pembelajaran kembali dilakukan di kampus pembelajaran berlangsung lebih efektif," tuturnya
Menurut pengamat tata rancang kota sekaligus Ketua Pusat Studi Transportasi (Pustral) UGM Ikaputra, apabila kebijakan WFH kembali diterapkan justru akan menghambat bahkan menghentikan kerja transportasi publik.
"Perputaran ekonomi di sektor transportasi akan berhenti, perputaran ekonomi hanya terjadi di kantor saja. Ini yang harus dipahami juga," ujar Ikaputra
Sebelumnya, petisi kembalikan work from home (WFH) karena jalan lebih macet, polusi, dan bikin tidak produktif tampak telah ditandatangani tidak kurang 19 ribu orang di laman change.org pada pukul 21.00 WIB, Kamis (5/1/2023).
Petisi itu dibuat oleh akun bernama Riwaty Sidabutar. (*)
Baca Juga
Polri Imbau Perusahaan Terapkan WFH Antisipasi Cuaca Ekstrem
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota

Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum

Demo Buruh 28 Agustus 2025, Semua ASN dan TA Anggota DPR Kerja dari Rumah

UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI

[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi](https://img.merahputih.com/media/87/d4/c2/87d4c2f6df5e66141ccee3b8612dbf8b_182x135.jpeg)
Kunjungi Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi Mau Reuni dengan Teman Kuliah

Kemenlu Ungkap Diplomat Arya Daru Pernah Hadapi Bahaya di Turki dan Iran Hingga Saksi Kasus TPPO di Jepang

Diplomat Muda Tewas Dilakban di Kamar Kos, UGM Selaku Almamater Angkat Suara

Sosok Mahasiswa UGM yang Tewas Tenggelam di Maluku Tenggara Disebut Punya Pengabdian Tinggi dan Penuh Dedikasi
