Waketum PRIMA Minta Jokowi Usut Tuntas Kartel Kedelai


Pekerja memproduksi tahu di salah satu pabrik tahu di Pasir Putih, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wsj.
MerahPutih.com - Polemik harga minyak goreng di Indonesia belum selesai, kini datang lagi persoalan mahalnya harga kedelai yang berimbas pada biaya produksi tahu dan tempe.
Menyikapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), Alif Kamal meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan evalusi secara menyeluruh terhadap jajarannya dan melibatkan pelaku bisnis untuk mengatasi kenaikan harga kedelai ini.
Baca Juga
Pembeli Luar Kota Berdatangan, Kedelai di Pasar Tradisional Yogyakarta Langka
“Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan pelaku bisnis harus dievaluasi menyeluruh dari hulu dan hilir. Kalau ada kartel dalam permainan harga ini, Presiden harus usut,” kata Alif pada Jumat (18/2).
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan telah gagal dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari.
“Minyak goreng, tahu dan tempe adalah kebutuhan sehari-hari yang dikonsumsi oleh masyarakat, kalau ngatur ini saja tidak beres, bagaimana mau bangun IKN (Ibu Kota Negara)?” ujar dia.
Harga komoditas kedelai sendiri diperkirakan akan mengalami kenaikan hingga Mei 2022 mendatang. Penyebab kenaikan harga komoditas ini karena produksi dan pasokan dunia berkurang. Masalahnya, produksi tahu dan tempe Indonesia 80 persen bahan bakunya menggunakan kedelai impor.
Untuk memproduksi tahu dan tempe produsen membutuhan bahan kedelai sekira 3 juta ton per tahun. Hanya saja, ketersediaan pasokan kedelai lokal hanya mencapai 20 persen kebutuhan tersebut.
Baca Juga
Maka dari itu, perajin tahu tempe dalam negeri sangat bergantung pada kedelai impor. Ketika harga kedelai dunia naik, perajin yang sebagian besar industry rumah tangga akan mendapatkan imbasnya.
Alif menegaskan, dalam pemenuhan kebutuhan dasar rakyat, Indonesia masih sangat bergantung pada negara lain. Seharusnya, lanjut dia, hal itu dapat dihindari jika pemerintah fokus mengembangkan potensi lokal dengan memberikan jaminan kepada para petani dalam negeri.
“Petani kita sering dihadapkan biaya pupuk yang mahal dan langka, pasar yang tidak menentu. Tahu tempe kan makanan asli Indonesia, masak bahan bakunya dari impor?” tegasnya.
Untuk informasi, komoditas kedelai mengalami kenaikan di pasaran. Awalnya harga komoditas ini hanya 9 ribu rupiah. Tapi, sejak Desember 2021 hingga awal Februari 2022 harganya mencapai 11 ribu rupiah. (Asp)
Baca Juga
Harga Kedelai Melonjak Tinggi, PKS Minta Kurangi Ketergantungan Impor
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Indonesia Promosikan Inovasi Olahan Tempe Bagi Warga AS, Pasar Tempe Capai USD 2,5 Miliar

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
