Tren Ramah Lingkungan Belum Mampu Kalahkan Efek Rumah Kaca


Tren peduli lingkungan mengalami kenaikan namun belum mampu menurunkan efek rumah kaca. (Foto: Unsplash/Karsten Würth (@karsten wuerth))
TEKNOLOGI canggih seperti turbin tenaga angin, panel tenaga surya, dan kendaraan listrik berkembang sangat cepat. Lebih cepat dari perkiraan para pakar lingkungan dan teknologi. Sayangnya meskipun pertumbuhannya cepat namun dinilai masih lamban dalam menangani efek rumah kaca dan mengontrol pemanasan global.
Celakanya kebijakan energi yang ada saat ini dapat menyebabkan efek rumah kaca global terus meningkat dalam 20 tahun ke depan, demikian laman nytimes menuliskan. Kebutuhan dunia pada energi terus naik. Kemudian pertambahan energi yang dapat diperbaharui sejauh ini tidak cepat untuk memenuhi semua kebutuhan. Alhasil, penggunaan bahan bakar fosil, khususnya gas alam, terus meningkat.
Baca Juga:
Bahan baju yang Ramah lingkungan, Saatnya Berubah Lebih Baik
Kebutuhan batu bara

Menurut laman nytimes, konsumsi batu bara dunia mengalami penurunan dalam kebutuhan pembangkit listrik. Negara-negara seperti India menemukan kombinasi panel surya dan penyimpanan baterai sebagai cara yang lebih murah untuk menghasilkan listrik.
Laporan tersebut memprediksikan bahwa energi yang dapat diperbarui seperti angin, matahari dan tenaga air akan mengalahkan batu bara dalam memenuhi kebutuhan listrik dunia di tahun 2030. Meskipun gas alam dinilai masih menghasilkan banyak emisi, tapi siap untuk memotong pangsa pasar batu bara.
Meskipun demikian ratusan pembangkit batu bara di Asia yang rata-rata baru berusia 12 tahun, masih mampu beroperasi selama beberapa dekade mendatang. Dengan demikian dunia akan sangat sulit mengurangi emisi gas rumah kacanya dengan cepat. Kecuali pabrik-pabrik membatasi atau berhenti beroperasi.
Angin

Banyak perusahaan energi baru-baru ini membangun turbin besar di lepas pantai. Hembusan angin pantai yang kuat menjadi energi baru yang terus dikembangkan. Biaya pembangunannya jauh lebih murah, membuat teknologi ini menjadi pilihan menarik bagi beberapa negara.
Energi angin lepas pantai sekarang memasok 2 persen listrik Uni Eropa dan diharapkan produksi meningkat sembilan kali lipat pada tahun 2040. Perusahaan juga merencanakan penggunaan energi angin lepas pantai di Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang. Jika pengembang bisa melakukan penyesuaian pada regulasi pemerintah, angin lepas pantai bisa menjadi media vital untuk memangkas emisi di tahun-tahun kedepan.
Baca Juga:Jadilah Wisatawan yang Menerapkan Konsep Pariwisata Ramah Lingkungan
S.U.V Vs mobil listrik

Tahun lalu, konsumen di seluruh dunia membeli 2 juta mobil listrik. Hal ini didorong oleh penurunan biaya baterai dan insentif kendaraan yang menarik di tempat-tempat seperti Tiongkok dan California. Diperkirakan bahwa penggunaan tertinggi bensin dan diesel global untuk mobil terjadi pada pertengahan 2020-an.
Walaupun ketika negara-negara mempromosikan mobil listrik, pembelian S.U.V dengan konsumsi bensin lebih besar malah meningkat di Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok dan India. Hari ini S.U.V terjual 42 persen di seluruh dunia.
Efisiensi energi

Selain beralih ke sumber energi ramah lingkungan, banyak negara dapat menekan emisi dengan meningkatkan efisiensi energi pabrik, rumah, dan kendaraan mereka lewat kebijakan seperti regulasi bangunan dan standar ekonomi bahan bakar. Pada 2018, intensitas energi ekonomi global, ukuran efisiensi, naik hanya 1,2 persen. Ini adalah salah satu tingkat yang paling lambat dalam beberapa tahun. (lgi)
Baca Juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Baru 12 Persen, Legislator Dorong Realisasi Pembangkit EBT 35 Persen Tahun Ini

Listrik Tenaga Surya Jadi Kunci Swasembada Energi Indonesia, Prabowo: Hitungan Saya Tidak Lama Lagi

Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi

Antisipasi Transisi Energi, APBN Sudah Gelontorkan Rp 610 T untuk Dana Iklim

Puji Inovasi Energi Terbarukan Dewacoco, Gubernur Malut Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pemprov

Demi Olah Sampah Jadi Energi Listrik, Sejumlah Aturan Bakal Dipangkas

Pemerintah Larang Pembuangan Sampah di Lahan Terbuka, Bakal Langsung Diolah Jadi Energi Listrik

Fraksi Golkar Sarankan Prabowo Dorong Investasi Sektor Energi Terbarukan

Bioetanol Diyakini Jadi Salah Satu Solusi Turunkan Emisi di 2030

Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya
