Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya


Peneliti Universitas Oxford kembangkan material penyerap cahaya, bisa jadi panel surya. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)
Merahputih.com - Ilmuwan dari Universitas Oxford mungkin telah menemukan solusi penting untuk memperluas akses energi surya.
Tim dari departemen fisika universitas tersebut berhasil menciptakan lapisan material ultra-tipis yang dapat diaplikasikan pada permukaan apa pun yang terkena sinar matahari, sebagai alternatif dari panel surya berbasis silikon besar.
Lapisan ini terbuat dari perovskit, material penyerap cahaya yang hanya setebal satu mikron, menjadikannya 150 kali lebih tipis dari wafer silikon konvensional.
Menurut pernyataan dari Universitas Oxford, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi energi hingga 5 persen lebih tinggi dibandingkan panel surya silikon tradisional.
Baca juga:
Dr. Shauifeng Hu, peneliti dari departemen fisika Oxford, percaya pendekatan ini bisa mencapai efisiensi energi lebih dari 45 persen. Keunggulan lain dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk mengurangi biaya energi surya.
Ketipisan dan fleksibilitas lapisan ini memungkinkan penerapannya pada hampir semua permukaan, yang berarti biaya konstruksi dan pemasangan dapat ditekan, serta meningkatkan potensi produksi energi berkelanjutan.
Meski masih dalam tahap penelitian, teknologi ini menghadapi tantangan dalam hal stabilitas jangka panjang. Stabilitas perovskit masih menjadi perhatian utama, terutama terhadap kelembapan, kendati efisiensi energi surya telah meningkat dari 6 menjadi 27 persen dalam lima tahun.
Namun, energi surya telah menjadi pilihan daya yang lebih murah selama dekade terakhir, dengan penurunan biaya teknologi hingga 90 persen dalam 10 tahun terakhir.
Baca juga:
China Gelontorkan Rp 179 T untuk Proyek Energi Surya, Angin, dan Batu Bara
Pembangkit energi surya baru terus bermunculan secara global, termasuk di AS, di mana lahan bekas program senjata nuklir akan diubah menjadi ladang surya. (waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi

Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya

MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria

IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi

Suryanesia Hadirkan SaaS untuk Pelaku Bisnis

Target Bauran Energi Bakal Diturunkan, Menteri ESDM: Masalahnya Infrastruktur

RPP KEN Pangkas Target EBT Menjadi 19 Persen di 2025

Subsidi Energi Pada 2024 Ditetapkan Rp 186,9 Triliun

52 PLTU di Indonesia Ditargekan Bisa Gunakan Co-firing di 2025

40 Stasiun Kereta Api Dilengkapi PLTS
