Target Bauran Energi Bakal Diturunkan, Menteri ESDM: Masalahnya Infrastruktur


Panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj)
MerahPutih.com - Dewan Energi Nasional (DEN) yang berencana merevisi target bauran EBT pada 2025 menjadi 17-19 persen dari target sebelumnya sebesar 23 persen lewat pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN).
DEN menyusun pembaharuan PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yang selaras dengan komitmen perubahan iklim serta mengakomodasi upaya transisi energi menuju netral karbon 2060.
Baca Juga:
IESR Gaungkan Semangat Transisi Energi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 tetap jalan.
"Target itu tetap jalan. Kami masih tetap, itu kan prediksinya," lanjut Arifin.
Ia menegaskan, untuk mempercepat bauran EBT tersebut juga telah disiapkan regulasi maupun pembangunan pembangkit EBT yang sudah direncanakan di rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).
"Regulasi sekarang yang punya ini sudah cukup dan RUPTL juga sudah berdasarkan target capaian itu," ujar Arifin.
Ia tidak memungkiri, persoalan yang menghambat percepatan bauran EBT tersebut, salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur.
"Mungkin isunya sekarang adalah keterbatasanpunya infrastruktur, ini yang harus kita perbaiki," kata Arifin.
Pada konferensi pers "Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024", Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran EBT di 2023 sebesar 13,1 persen dari target sebesar 17,9 persen.
Kementerian ESDM pun membeberkan langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk meningkatkan bauran EBT, di antaranya pelaksanaan pembangunan pembangkit EBT melalui rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) dengan target di 2025 sebesar 10,6 gigawatt (GW).
Kemudian, implementasi program pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan target 2025 sebesar 3,6 GW. Selanjutnya, konversi pembangkit diesel ke EBT, program mandatori B35 dengan target di 2025 sebesar 13,9 juta kiloliter (KL), program co-firing biomassa pada PLTU dengan target 2025 sebesar 10,2 juta ton.
Berikutnya, penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi terluar, terdepan, dan tertinggal (3T), eksplorasi panas bumi oleh pemerintah, dan pemanfaatan EBT off grid dan pemanfaatan langsung. (*)
Baca Juga:
Subsidi Energi Pada 2024 Ditetapkan Rp 186,9 Triliun
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Baru 12 Persen, Legislator Dorong Realisasi Pembangkit EBT 35 Persen Tahun Ini

Listrik Tenaga Surya Jadi Kunci Swasembada Energi Indonesia, Prabowo: Hitungan Saya Tidak Lama Lagi

Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi

Antisipasi Transisi Energi, APBN Sudah Gelontorkan Rp 610 T untuk Dana Iklim

Puji Inovasi Energi Terbarukan Dewacoco, Gubernur Malut Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pemprov

Demi Olah Sampah Jadi Energi Listrik, Sejumlah Aturan Bakal Dipangkas

Pemerintah Larang Pembuangan Sampah di Lahan Terbuka, Bakal Langsung Diolah Jadi Energi Listrik

Fraksi Golkar Sarankan Prabowo Dorong Investasi Sektor Energi Terbarukan

Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya

MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria
