Tepatkah Pemakaian Istilah 'Penyintas Kanker'?


Kenali penggunaan istilah 'penyintas kanker' yang tepat (Foto: Pixabay/padrinan)
CANCER Survivor atau penyintas kanker, menjadi ungkapan umum bagi para orang yang didiagnosis menderita kanker. Klinik kanker, dokter kanker, organisasi, serta laporan media biasanya juga memakai istilah tersebut.
Seperti yang dilansir dari laman theconversation, menggunakan istilah penyintas kanker sebagai deskripsi, merupakan tindakan dengan niat yang baik. Bagaimanapun, orang yang didiagnosis kanker memiliki beragam kebutuhan fisik, emosional, sosial, spiritual hingga bahasa untuk bertahan hidup, dan memberdayakan banyak dari mereka.
Baca Juga:
Riset: Makanan Pedas Bisa Bantu Atasi Kanker

Karena itu, institusi yang fokus pada kanker sudah membingkai istilah tersebut secara luas. Seperti Koalisi Nasional untuk kelangsungan hidup kanker, telah mendefinisikan penyintas kanker sebagai 'setiap orang yang didiagnosis menderita kanker sejak diagnosis awal hingga kematiannya'.
Banyak gagasan yang menerapkan istilah penyintas kanker begitu luas, hingga mencakup orang-orang yang akhirnya meninggal karena kanker.
Lantas haruskah istilah yang sama digunakan untuk seluruh orang hidup yang pernah mengalami kanker? Penelitian yang diterbitkan tentang pertanyaan tersebut, mencerminkan kompleksitasnya.
Menurut Analisis dari 23 studi tentang bagaimana orang yang didiagnosis menderita kanker, memandang istilah penyintas kanker sebagai istilah yang dapat diterima, tapi tidak sedikit yang mengatakan tidak pantas.
Beberapa dari mereka takut untuk tidak bertahan hidup apabila kanker tumbuh. Sementara yang lainnya berpikir istilah itu tidak sopan bila diterapkan pada orang yang meninggal karena kanker. Atau percaya bahwa istilah tersebut lebih cocok untuk orang dengan kanker.
Sementara itu, sebagian orang tidak ingin hidup dengan label survivor atau tidak berpikir istilah tersebut mencerminkan siapa mereka. Pada studi yang meminta pasien untuk membuat pilihan terpisah ya dan tidak pada penyintas kanker, persentase yang menyatakan ya ada sekitar 31 persen dari 78 persen, tergantung pada jenis kanker dan faktor individu lainnya.
Untuk pasien kanker payudara, umumnya menunjukan afinitas yang lebih besar untuk istilah tersebut, dibandingkan pasin dengan jenis kanker lainnya.
Mengingat pilihan ya dan tidak pada pertanyaan tersebut tidak ideal, Dr. Katie Deming ahli onkologi radiasi di Kaiser Permanente, dan Dr. Jeffrey Landercasper, profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Wisconsin dan Kesehatan Masyarakat telah melakukan sebuah studi. Studi mereka tentang bagaimana pasien saat ini dan sebelumnya memandang istilah Penyintas Kanker. Pihaknya mengukur reaksi terhadap istilah dalam tiga cara: skala tujuh poin dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Baca Juga:
Anak Penyintas Kanker Perlu Pendampingan dan Perawatan Khusus

Pertanyaan yang diberikan yakni 'Apa pendapat pribadi Anda tentang ungkapan 'penyintas kanker' dan mengapa Anda merasa seperti itu?'. Tim peneliti menganalisis lebih dari 1.400 survei yang dilakukan pada pasien, khususnya penyintas kanker payudara, yang tergabung di Dr. Susan Love Research Foundation’s Army of Women.
Organisasi itu menghubungkan peneliti dengan orang-orang yang ingin berpartisipasi dalam penelitian kanker payudara. Sekitar tiga perempat dari responden sedang menjalani pengobatan kanker.
Temuan dari tim peneliti, memperkuat kekhawatiran yang memotivasi penelitian tersebut. Adapun skor rata-rata responden untuk dua pertanyaan kuantitatif, menunjukan banyak orang memiliki kencederungan negatif terhadap istilah tersebut. Secara keseluruhan terdapat 60 persen komentar negatif, 29 persen positif, dan 11 persen netral.
Diantara berbagai tanggapan negatif tentang penyintas kanker, tema yang paling umum yakni berkaitan dengan mengabaikan rasa takut pasien untuk kambuh.
Seorang perempuan yang merasa istilah penyintas kanker negatif mengatatakan, "Saya tidak pantas menyandang gelar dengan bangga, karena saya tidak cukup 'menderita' untuk mendapatkannya. Saya memilih untuk tidak mendefinisikan diri saya berdasarkan diagnosis atau status kanker saya."
Di sisi lain, pasien yang merasa istilah tersebut positif mengatakan, bahwa mereka bangga dengan pencapaian bertahan hidup dari kanker
Sementara itu, analisis statistik yang membandingkan responden dengan persepsi negatif versus persepsi positif dari istilah tersebut, menunjukan bahwa menjalani pengobatan kanker aktif, stadium kanker lanjut, dan usia yang lebih tua saat diagnosis atau partisipasi studi dikaitkan dengan persepsi yang kurang positif.
Sementara itu, penelitian lain terkait topik tersebut menjelaskan, bahwa menggunakan satu label untuk menggambarkan populasi pasien kanker yang beragam secara menyeluruh pasti membuat sebagian besar dari mereka merasa tidak terwakili, bahkan mungkin terasing dengan istilah tersebut. Kendati banyak orang yang mendapat manfaat positif dari menggunakan dan mendengarnya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri

Kenal Lebih Dekat sama Vaksin Kanker yang Bakal Dibagikan Gratis pada 2025 Mendatang
