Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan


Hidup Scoyler divonis hanya tinggal beberapa bulan saja. (Foto: Instagram/@profrscolyer)
MerahPutih.com - Selama bertahun-tahun, Richard Scolyer, seorang profesor bidang patologi ternama, mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain.
Scolyer meneliti melanoma, jenis kanker kulit yang dimulai di sel-sel yang memproduksi melanin, yaitu pigmen yang memberi warna pada kulit kita.
Hasil penelitiannya telah membantu ribuan orang dan memberinya penghargaan sebagai Australian of the Year pada 2024.
Dalam kehidupan pribadinya, Scolyer merasa dirinya 'kaya'. Ia punya istri tercinta, Katie, tiga anak yang luar biasa, dan berada dalam kondisi fisik puncak, berkompetisi sebagai atlet ketahanan di seluruh dunia. Hidupnya benar-benar sempurna.
Hingga suatu hari pada Mei 2023, segalanya berubah.
"Scolyer sedang berada di kamar hotel di Krakow, Polandia, ketika tiba-tiba ia kehilangan kesadaran dan mulai kejang," tulis mamamia.com.au (12/3).
Scolyer dibawa ke rumah sakit. Hasil diagnosis rumah sakit menyatakan dia menderita tumor otak langka yang tak bisa disembuhkan.
Baca juga:
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Hidup Scoyler divonis hanya tinggal beberapa bulan saja. Namun secara luar biasa, dia bertahan hingga sekarang setelah menjalani beberapa operasi dan langkah-langkah penyembuhan.
"Richard adalah orang pertama di dunia yang menerima kombinasi imunoterapi sebelum pengangkatan tumor otak. Terapi ini dikembangkan oleh Profesor Georgina Long dan rekan-rekan lainnya," sebut abc.au.net.
Scolyer kemudian melakukan apa saja yang dia sukai: bersepeda dan berlari.
Namun, baru-baru ini, Scolyer mengumumkan kabar yang cukup mengkhawatirkan. Setelah menjalani operasi terbaru, diketahui bahwa kanker otaknya kembali muncul dengan prognosis yang "buruk".
Scolyer mengungkapkan bahwa sel kanker yang tumbuh cepat kini hadir dalam volume yang lebih besar.
Senin lalu, Richard menjalani operasi setelah pemindaian menunjukkan perubahan yang mengkhawatirkan di otaknya. Sayangnya, beberapa bagian tumor tidak dapat diangkat karena lokasinya.
Meskipun beberapa tumornya berhasil diangkat, Richard menyadari perlunya uji klinis untuk membuktikan efektivitas pengobatannya.
Baca juga:
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Dalam wawancara di Channel Nine's A Current Affair, ia menekankan pentingnya memanfaatkan waktu yang ada bersama keluarga tercinta.
Meski hidupnya tinggal beberapa bulan, Scoyler tetap merasa bersyukur atas kesempatan untuk berkontribusi pada masa depan pasien lainnya.
"Tidak adil memang, tapi ada pelajaran untuk kita semua... manfaatkan setiap hari sebaik mungkin karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," katanya.
Data dari pengobatannya telah dipublikasikan di jurnal Nature Medicine. Ia berharap bisa memberikan dampak positif bagi orang lain.
"Saya sangat menghargai dukungan dari keluarga, teman, dan kolega yang telah merawat saya dengan baik," tulisnya di Instagram. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 Gandeng 5.000 UMKM Perempuan, Beri Dampak Nyata untuk Ekonomi Indonesia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
