Anak Penyintas Kanker Perlu Pendampingan dan Perawatan Khusus

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 21 Februari 2022
Anak Penyintas Kanker Perlu Pendampingan dan Perawatan Khusus

(Foto: pixabay/padrinan)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ANAK penyintas kanker memerlukan perawatan khusus serta pendampingan, baik di rumah maupun di rumah sakit. Hal itu dipaparkan oleh Ketua Pusat Thalassemia Unit Pelayanan Transfusi Darah RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Prof. Dr. dr. Pustika Amalia W, Sp.A(K).

Menurut Pustika, anak dengan kanker membutuhkan perawatan khusus yang multidisiplin dari berbagai keahlian, baik pengobatan rumah sakit atau di rumah. Hal itu bertujuan agar informasi dan komunikasi antara pasien, keluarga, dokter dan perawat berjalan dengan baik.

Baca Juga:

Penyintas Kanker Butuh Dukungan Psikososial

Pustika memahami, bahwa vonis kanker pada anak dapat memunculkan rasa tak nyaman, khususnya bagi orang tua, keluarga serta pasien.

Tak sedikit orang tua yang merasa bingung apa yang harus dilakukan. Sementara sang anak berada dalam kondisi terpuruk dan putus asa. Anak penyintas kanker terbatas dalam melakukan kegiatan, lantaran harus menjalani perawatan di rumah dan rumah sakit.

Anak penyintas kanker memerlukan perawatan khusus serta pendampingan di rumah dan rumah sakit (Foto: pixabay/jarmoluk)

Karena itu, dukungan moral antar sesama penyintas atau yayasan terkait kanker, pun merupakan hal yang dibutuhkan dalam merawat anak penyintas kanker, agar mereka bisa mencapai survival lebih baik.

Mengenai anak penyintas kanker, Pustika mengingatkan, selain operasi dan radiasi, sebagian besar kasus kanker membutuhkan kemoterapi.

Terapi tersebut memiliki efek samping, seperti mual, muntah, tak nafsu makan, infeksi, mudah lelah, nyeri, rambut rontok, komplikasi lain di sejumlah organ, hingga reaksi alergi berat.

"Orangtua juga perlu diedukasi cara bagaimana mencegah infeksi, menjaga kesehatan anak baik fisik maupun mental serta mengenal tanda dan gejala darurat yang mengharuskan mereka membawa anaknya mencari pertolongan dokter," jelas Pustika seperti yang dikutip dari laman Antara.

Menurut Pustika, perawatan suportif seperti halnya pemberian nutrisi, transfusi serta psikososial, mempunyai peran penting dalam keberhasilan tatalaksana pasien kanker.

Perawatan suportif seperti halnya pemberian nutrisi, transfusi serta psikososial, mempunyai peran penting bagi anak penyintas kanker (Foto: pixabay/pexels)

Sedikit informasi, kanker bisa terjadi pada orang-orang dari segala usia, serta bisa mempengaruhi setiap bagian tubuh. Adapun kondisi tersebut dimulai dari perubahan genetik dalam sel tunggal, kemudian tumbuh menjadi tumor.

Sel tersebut kemudian menyerang bagian lain dari tubuh, dan menyebabkan kerusakan hingga kematian apabila tidak ditangani.

Baca Juga:

Penting, Deteksi Dini Kanker Payudara

Pada anak-anak, sebagaian besar kanker tak diketahui penyebabnya. Sejumlah penelitian pun berusaha mengidentifikakasi kanker pada anak, dan menemukan sangat sedikit yang disebabkan faktor lingkungan serta gaya hidup.

Langkah pencegahan kanker pada anak sendiri, harus difokuskan pada perilaku yang akan mencegah anak mengembangkan kanker.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun diperkirakan sekitar 400.000 anak dan remaja berusia 0-19 tahun terkena kanker.

Umumnya jenis kanker yang paling umum terjadi pada anak, yakni leukemia, kanker otak, limfoma, hingga tumor padat.

Kanker pada anak umumnnya tak bisa dicegah atau diidentifikasi lewat skrining. Meski demikian, sebagian besar kanker bisa diobat, termasuk pembedahan serta radioterapi. (Ryn)

Baca Juga:

Angka Kematian Akibat Kanker Paru-Paru Meningkat, Ini Penyebabnya

#Kesehatan #Peduli Kanker #Kanker #Penyakit Kanker
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan