Temuan Percobaan Vaksin mRNA untuk Melanoma Sukses Mengurangi Taraf Kambuh Setelah Terapi


Kemajuan yang menarik di bidang vaksin kanker. (Pexels/Tara Winstead)
PARA ahli menyebut hasil kombinasi imunoterapi dengan teknologi mRNA yang dipersonalisasi menjadi kemajuan yang menarik di bidang vaksin kanker. Mengutip dari NBC, dalam temuan percobaan yang dilakukan baru-baru ini, vaksin mRNA untuk melanoma sukses untuk mengurangi taraf kambuh pada pasien setelah menjalani terapi.
Dilansir dari laman Siloam Hospital, melanoma adalah salah satu jenis kanker kulit yang terjadi akibat pertumbuhan sel melanosit secara tidak normal. Penyakit ini termasuk jenis kanker kulit ganas yang dapat menyebar dengan cepat ke organ tubuh lain, seperti mata, hidung, tenggorokan, otak, dan paru-paru.
Baca Juga:

Uji coba tersebut berfokus pada vaksin yang dipersonalisasi menggunakan teknologi mRNA. Percobaan ini menggunakan mutasi untuk menargetkan mutasi yang unik pada kanker pasien tetapi bukan sel sehat di dalam tubuh.
Semua peserta yang terlibat dalam uji coba ini menerima obat imunoterapi Keytruda (pembrolizumab), standar perawatan untuk pasien melanoma berisiko tinggi. Dua pertiga peserta juga menerima vaksin.
Dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Association for Cancer Research, hasil uji coba fase 2, yang menunjukkan bahwa kombinasi vaksin dan imunoterapi mengurangi risiko kambuh hampir setengahnya.
“Ini adalah uji coba terkontrol acak pertama yang menunjukkan manfaat dari jenis vaksin kanker ini,” kata peneliti senior Dr. Jeffrey Weber, wakil direktur Pusat Kanker Perlmutter NYU Langone dan profesor kedokteran di NYU Grossman School of Medicine.
Untuk menguji keefektifan vaksin, tim peneliti internasional merekrut 157 pasien melanoma yang tumornya telah diangkat melalui pembedahan dan berisiko tinggi mengalami kambuh. Lima puluh pasien hanya menerima obat imunoterapi dan 107 juga mendapat vaksinasi pribadi.
Salah satu cara kanker menghindari sistem kekebalan adalah membodohi tubuh dengan membuat tubuh berpikir bahwa ancaman telah berakhir, pada titik mana sistem pengereman alami yang mencegah sistem kekebalan terus bekerja.
Weber membandingkan cara kerja pembrolizumab dengan memotong kabel rem pada mobil agar bisa maju.
Baca Juga:

Setelah sistem pengereman sebagian dinonaktifkan, "Sistem kekebalan bekerja dengan sangat baik," kata Weber.
Salah satu cara lain kanker dapat bertahan pada tubuh seseorang adalah melalui mutasi, sehingga tentara sistem kekebalan tidak lagi mengenalinya sebagai ancaman.
Di situlah vaksin mRNA yang dipersonalisasi masuk. Setelah tumor pasien diangkat, dokter mengidentifikasi protein yang spesifik untuk tumor orang itu dan tidak ada sel lain di dalam tubuh. Sebanyak 34 protein dari tumor pasien kemudian menjadi target vaksin.
Dalam uji coba, 40% pasien yang hanya menerima obat imunoterapi mengalami kambuh kanker selama dua tahun masa tindak lanjut. Sebagai perbandingan, 22,4% pasien yang mendapat obat plus vaksin mengalami kekambuhan, menyebabkan perbedaan 44% antara kedua kelompok.
Para peneliti kini menantikan uji coba fase 3, yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada musim panas ini, dengan harapan mendapatkan hasil yang serupa.
“Dengan tindak lanjut dan pemantauan, setidaknya dua tahun sebelum data didaftarkan ke Food and Drug Administration dan hingga tiga tahun sebelum kombinasi vaksin disetujui untuk digunakan pada pasien,” kata Weber.
Ini merupakan kemajuan yang menarik di bidang vaksin kanker, terutama untuk menghentikan melanoma, bentuk kanker kulit yang paling mematikan, kata para ahli. (dsh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
