Tangguhnya Pemuda Sandwich Generation: Matematika Tuhan Tidak Pernah Salah

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Kamis, 07 Oktober 2021
Tangguhnya Pemuda Sandwich Generation: Matematika Tuhan Tidak Pernah Salah

Generasi sandwich yang tangguh menjalani hidupnya. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Ukuran:
14
Audio:

TIDAK ada satu anak pun yang bisa memilih seperti apa keadaan finansial keluarganya. Termasuk mereka yg menyandang status, sandwich generation. Sandwich generation atau generasi sandwich adalah kelompok individu yang bertanggung jawab atas kehidupan orang tua dan anak-anak mereka.

Posisi mereka terhimpit di antara orang tua yang tidak lagi punya penghasilan untuk membiayai hidupnya sendiri dan anak yang belum mampu mencari nafkah. Pada beberapa orang, kondisi terjepit bak sandwich itu, menimbulkan stres pada generasi milenial yang memang masuk usia produktif.

Baca Juga:

Mahasiswa Tingkat Akhir, Pemuda Berjuang Lulus Kuliah Tepat Waktu

generasi
Sepertri roti sandwich yang menghimpit dari atas ke bawah. (Foto: Unsplash/Mae Mu)

Beberapa dari mereka cukup tertekan dan merasa tidak punya ruang untuk dirinya lantaran harus menjadi tulang punggung keluarga. Sandwich generation harus 'merelakan' tak menikmati masa mudanya demi menopang perekonomian keluarga.

Itu pula yang dialami oleh Sentot. Dia terpaksa rela meninggalkan bangku kuliah lantaran harus membantu orang tuanya mencari nafkah. Padahal pada saat itu ia berkesempatan mengenyam pendidikan di sebuah universitas negeri bergengsi tanah air.

"Waktu awal keterima di perguruan tinggi negeri senang tapi ada sedihnya juga. Mikir gimana caranya bayar uang kuliah sementara di satu sisi adik-adik juga butuh biaya untuk sekolah. Kalau gue sekolah, adik-adik enggak bisa sekolah," kisahnya.

Meskipun harus melewatkan kesempatan untuk berkuliah di kampus negeri. Semesta seolah mendukung keputusan Sentot. Dia mendapat tawaran untuk bersekolah di institusi dimana dia akan langsung bekerja setelah lulus sekolah.

Perjuangan Sentot sebagai sandwich generation tidak berhenti sampai di situ. Ia pun harus merantau ke kota lain. Jauh dari keluarga dan teman, ke tempat yang asing baginya. Kendati demikian, Sentot yang saat itu berusia 19 tahun tidak gentar. Tidak banyak yang tahu, di balik ketangguhan Sentot muda, ada hal yang menggelayuti hatinya.

Baca Juga:

Raju, Pemuda NTT Berprestasi di PON Papua Bermodalkan Uang Pribadi

generasi
Generasi sandwich harus merelakan masa mudanya hilang. (Foto: Pexels/kelvin valerio)

"Waktu itu kayak ada amarah dan rasa enggak rela. Kedua orang tua gue dibesarkan berkecukupan oleh orang tuanya tetapi kenapa giliran gue yang dibesarkan mereka justru serba kekurangan?" katanya menerawang.

Seiring berjalannya waktu dan kematangan usia Sentot justru berlapang dada. Ia menerima segala tanggung jawab untuk menghidupi keluarga dengan tangan terbuka. Ia justru bangga karena bisa menjadi sandaran bagi keluarganya.

"Bangga karena di saat teman-teman lain yang seusia masih main-main, gue justru udah kerja. Bahkan bantu support perekonomian keluarga," ungkapnya.

Tibalah saat Sentot bertemu dengan seorang perempuan yang dengannya Sentot yakin untuk hidup bersama membangun rumah tangga. Meskipun sedang kasmaran, Sentot tetap tidak melupakan tugasnya untuk membantu ekonomi keluarga nun jauh di sana.

"Jujur sempat ada perasaan jleb juga. Gue bisa makan di restoran mewah sama cewek gue, ngabisin sampai Rp500 ribu. Di sisi lain, saat gue kasih jumlah yang sama ke keluarga, nyokap ngomong, 'Alhamdulillah bisa untuk makan dua minggu'," ungkapnya.

Baca Juga:

Pemuda Negeri Aing Serukan Gerakan Anti Sampah Plastik demi Kebaikan Lingkungan

generasi
Kerelaan adalah kata kunci pada generasi sandwich. (Foto: 123RF/natagolubnycha)

Ujian Sentot sebagai anak sulung dan sandwich generation kembali datang tatkala ia hendak meminang sang kekasih. Salah satu adiknya harus berurusan dengan hukum dan mendekam di balik jeruji besi. Uang yang sudah ia kumpulkan untuk menikahi pasangannya diberikan untuk adiknya.

"Waktu adik gue kena kasus nyokap udah depresi berat. Pada saat itu gue mikir; gue bisa nikah tanpa adik gue tapi gue enggak bisa nikah tanpa restu nyokap. Dan saat itu gue mikir mungkin dengan sedikit tabungan gue bisa untuk meraih restu itu," tuturnya.

Ia pun mengaku pasrah jika kelak sang kekasih memilih mundur. "Wah asli deh! Waktu itu mikir, kalau emang dia mau udahan ya udah pasrah aja."

Takdir Tuhan masih menyatukan keduanya. Dalam perjalanan rumah tangga, datanglah masa Sentot benar-benar menjalani peran sebagai sandwich generation. Ia terus bekerja keras demi dua keluarganya. Dirinya bahkan rela untuk mencari pekerjaan freelance demi menghidupi dua dapur. "Setiap gajian, langsung dibagi dua untuk istri dan orang tua. Gue cuma pegang Rp500 ribu. Cukup enggak cukup ya itu tantangannya," akunya.

"Alhamdulillah istri kerja jadi agak sedikit ringan. Walaupun gitu uang dia gue anggap sebagai rezeki dia. Sementara gue tetap harus nafkahi," lanjutnya.

Baca Juga:

Pemuda Tangguh: Berani Beli Rumah Meskipun Sempat Diremehkan Bank

generasi
Selalu ada jalan untuk generasi sandwich. (Foto: 123RF/fizkes)

Kendati demikian, tidak ada rasa tertekan dan takut kekurangan dalam diri Sentot. "Kalau di lihat dari segi agama, ini adalah ajang untuk membuka pintu rezeki. Kuncinya yang pertama percaya, kedua ikhlas. Lalu biarkan tangan Tuhan yang bekerja," jelasnya.

Dirinya percaya bahwa matematika Tuhan adalah yang terbaik. "Ada satu hal yang enggak logis dan nyata terjadi di gue. Gue keluarin Rp500 ribu untuk keluarga. Di sana ada empat anggota keluarga yang makan (nyokap, bokap, adik pertama dan adik kedua). Tiba-tiba sama Tuhan gue dikasih proyek dengan nominal Rp2 juta. Bayangin, Tuhan melipatgandakan nominal Rp500 ribu itu sesuai jumlah anggota keluarga yang gue kasih makan," bebernya.

"Berbisnis yang enggak mungkin rugi itu adalah berbisnis sama Tuhan. Apalagi kalau dananya dialokasikan untuk membahagiakan orang tua. Berkahnya dapat, rezekinya juga ngalir. Tuhan itu senang jika kita membantu orang yang kekurangan dan memerdekakan orang yang terlilit hutang. Nah itu ada semua di keluarga gue. Ya sudah bantu semaksimal mungkin untuk mendapat yang terbaik," kata Sentot.

Kendati melakukan dengan penuh keikhlasan hati, Sentot tetap mengupayakan yang terbaik untuk memutus mata rantai itu. Ia ingin membebaskan anaknya agar tidak memiliki peran serupa dirinya di masa depan. Ia pun coba untuk menyiapkan tabungan pendidikan dan kesehatan untuk anaknya.

"Pembelajaran bertahun-tahun lalu itu jadi bekal untuk gue di masa depan gimana caranya agar anak merdeka. Masa iya udah belajar bertahun-tahun masih mengulang kesalahan yang sama?" tegas Sentot. (avia)

Baca Juga:

Body Shaming, Motivasi Terbesar Pemuda Negeri Aing Turunkan Berat Badan

#Oktober Pemuda Jagoan Negeri Aing #Parenting #Ilmu Parenting #Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol
Mekanisme teknis tengah disiapkan agar sebagian iuran pekerja dapat ditanggung negara.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Indonesia
Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini
Omzet mal anjlok akibat demo yang terjadi di Jakarta. KADIN dan APPBI pun mendorong pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini
Indonesia
Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen
Bhima menilai pemerintah juga perlu membentuk tim independen untuk memenuhi aspirasi dan tuntutan masyarakat,
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen
Indonesia
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Ekonomi Indonesia diklaim berada di jalur yang benar. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ia meminta pengusaha dan investor tidak panik.
Soffi Amira - Senin, 01 September 2025
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Indonesia
DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?
Proyeksi lain yang disepakati adalah suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 6,9% dan pendapatan per kapita (GNI) mencapai 5.520 dolar
Angga Yudha Pratama - Senin, 25 Agustus 2025
DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?
Indonesia
Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
Pada triwulan II 2025, perekonomian tercatat tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari rekor triwulan I sebesar 4,87 persen (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
Indonesia
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
Presiden RI, Prabowo Subianto, berencana menarik utang Rp 781,87 triliun pada 2026. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi setelah pandemi COVID-19.
Soffi Amira - Selasa, 19 Agustus 2025
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Bagikan