Kesehatan

Body Shaming, Motivasi Terbesar Pemuda Negeri Aing Turunkan Berat Badan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 02 Oktober 2021
Body Shaming, Motivasi Terbesar Pemuda Negeri Aing Turunkan Berat Badan

Cibiran karena bentuk badan yang dinilai tidak sempurna, telah kerap kali didengar. (Foto: Unsplash/Diana Polekhina)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

TIMBANGAN yang terletak di sudut ruangan menjadi alat yang jarang tersentuh. Bagi sebagian orang, berat badan menjadi momok yang menakutkan. Pipi gembil yang dulu terlihat lucu saat masih belia, kini tak dipandang sama. Semuanya berubah seiring dengan cibiran dan tatapan aneh dari orang sekitar.

Cibiran mengenai bentuk badan yang dinilai kurang menarik oleh masyarakat, mungkin telah menjadi makanan sehari-hari. Namun seiring bertambahnya usia, mengapa cibiran ini terdengar lebih menyakitkan?

Baca Juga:

PEMUDA JAGOAN NEGERI AING

Tak ayal, cibiran ini menjadi faktor pendukung orang dengan kelebihan berat badan untuk mengurangi asupan makanan yang dikonsumsi. Tak hanya cibiran, kancing kemeja yang dipaksa dikancingkan walaupun sudah tidak muat juga mendorong seseorang untuk mulai menurunkan berat badan. Keinginan untuk terlihat menarik dengan menggunakan pakaian terbaik masih menjadi salah satu impian yang belum tercapai.

Penolakan sering kali dirasakan orang yang memiliki bobot tubuh berlebih. Tak hanya dari lingkungan pertemanan, namun juga dari lawan jenis. “Pernah waktu aku lewat, orang itu ngatain aku najis sambil ketawa gitu,” ucap Seli yang pernah mengalami perlakukan tidak enak karena mengalami obesitas.

Bentuk tubuh yang dianggap tidak sesuai harapan membuatnya harus memendam dalam-dalam keinginan untuk menjalin hubungan. Cibiran juga terkadang datang dari orang terdekat, keluarga salah satunya. Cibiran yang berkedok nasihat sering kali diterima saat sedang menghadiri acara-acara keluarga.

Banyak yang mengejek keadaan obesitas seseorang. (Foto: Unsplash/Diana Polekhina)

Berbagai cara telah dilakukan, mulai dari meminum teh herbal hingga melakukan pengobatan tradisional akupuntur. Namun mengurangi porsi makan dan menggantinya dengan makanan berserat dinilai lebih efektif bagi Seli. Tetapi perlu diketahui, setiap tubuh manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap orang harus menyesuaikan kebutuhan tubuh dengan metode diet yang dilakukan agar lebih efektif.

Nasi yang sebelumnya merupakan sumber karbohidrat utamanya selama 18 tahun, mulai digantinya dengan kentang rebus. Dirinya juga harus mengucapkan selamat tinggal kepada snek yang biasanya tak pernah absen berada di keranjang, saat dirinya berbelanja.

Kini Seli mulai lupa bagaimana rasanya mengkonsumsi nasi. Sebab dirinya sudah tidak mengkonsumsi nasi selama tiga tahun belakangan. Tepatnya saat Seli lulus dari SMA, dirinya memutuskan untuk lebih menjaga pola makannya. Selain karena dirinya ingin memiliki penampilan baru saat pertama kali masuk ke perguruan tinggi, faktor kesehatan juga mendorongnya untuk berkomitmen hidup lebih sehat.

Baca Juga:

Terapis Tangguh, Memiliki 3 Akun Pijat Daring demi Keluarga

Tepatnya saat sedang mengikuti kegiatan ‘Live In’ yang diadakan sekolahnya, asam lambung serta asma yang diderita Seli kambuh. Saat itu, Seli langsung dilarikan ke klinik terdekat di daerah Wonosari karena kondisinya yang cukup parah. Kejadian tersebut semakin membulatkan tekad Seli untuk menerapkan pola hidup sehat.

Seli dinyatakan obesitas oleh dokter. (Foto: Unsplash/yunmai)

"Masih jelas diingatanku bahwa seluruh tubuh, hingga organ pernapasan ku itu kaku. Untuk bernapas saja susah," jelas Seli. Pada saat itu dokter menjelaskan bahwa kondisi Seli disebabkan karena kolesterol tinggi yang dapat disebabkan karena berbagai hal. Namun dalam melihat berat badan Seli dan dibandingkan dengan tinggi badannya, dokter menyebutkan bahwa dirinya mengalami obesitas.

Dengan tinggi badan 158 cm dan berat badan Seli yang pada saat itu mencapai angka 71 kilogram, dirinya juga merasakan bahwa tubuhnya sudah terlalu besar. Selain baju seragam yang sudah sempit, Seli juga merasa lebih mudah merasa lelah dan napasnya cenderung pendek. Pada saat itu, kondisi badannya malah membuat Seli malas untuk bergerak sehingga membuat berat badannya sulit untuk turun.

Kini Seli telah berhasil menurunkan berat badannya sebagai 16 kilogram. Untuk menjaga berat badannya, Seli sesekali menyempatkan sedikit waktunya untuk berolahraga di tengah kesibukan perkuliahannya. Hingga saat ini Seli juga tetap konsisten untuk tidak mengkonsumsi nasi dan menggantinya dengan jenis karbohidrat lainnya. (cit)

Baca Juga:

Bayu Fajri, Pemuda Negeri Aing Tak Kehabisan Akal Walau Bisnis Kena Imbas Pandemi

#Obesitas #Oktober Pemuda Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
62 Persen ASN Pemprov DKI Obesitas, Dinkes Juga Buka Data Hipertensi, Diabetes hingga Kejiwaan
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, angka tersebut hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI pada 2024.
Frengky Aruan - Jumat, 18 Juli 2025
62 Persen ASN Pemprov DKI Obesitas, Dinkes Juga Buka Data Hipertensi, Diabetes hingga Kejiwaan
Lifestyle
50 Persen Perempuan Ikut Cek Kesehatan Gratis Alami Obesitas Sentral, Jika Tidak Ditangani Bisa Alami Stroke
Obesitas sentral, dihitung berdasarkan pengukuran lingkar pinggang, yakni >90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk perempuan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 13 Juni 2025
50 Persen Perempuan Ikut Cek Kesehatan Gratis Alami Obesitas Sentral, Jika Tidak Ditangani Bisa Alami Stroke
Indonesia
Cek Kesehatan Gratis Terbanyak Temukan Warga Alami Gangguan Mata Akibat Gadget, Kedua Obesitas
Ada dua masalah kesehatan utama yang mayoritas ditemukan saat pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Wisnu Cipto - Selasa, 18 Februari 2025
Cek Kesehatan Gratis Terbanyak Temukan Warga Alami Gangguan Mata Akibat Gadget, Kedua Obesitas
Dunia
China Perangi Obesitas dengan Inisiatif Diet dan Gaya Hidup Sehat
NHC merilis seperangkat pedoman diet baru yang menawarkan saran terkait dengan pilihan makanan.
Dwi Astarini - Rabu, 25 September 2024
China Perangi Obesitas dengan Inisiatif Diet dan Gaya Hidup Sehat
Indonesia
Ayah dan Ibu Ingat! Kelebihan Berat Badan Pada Bayi Berpotensi Terkena Penyakit Degeneratif
Cilok bagus asalkan diisi ikan atau telur. Makan cilok bisa ciloko (celaka) kalau tidak betul-betul tahu isinya.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 Juli 2024
Ayah dan Ibu Ingat! Kelebihan Berat Badan Pada Bayi Berpotensi Terkena Penyakit Degeneratif
Lifestyle
Penderita Obesitas tak Bisa Serta-Merta Melakukan Body Contouring
Ada ketentuan yang berlaku.
Dwi Astarini - Sabtu, 29 Juni 2024
Penderita Obesitas tak Bisa Serta-Merta Melakukan Body Contouring
Lifestyle
Ini Pilihan Yang Bisa Dilakukan Hilangkan Tumpukan Lemak dan Kulit Bergelambir
Pasien dengan kondisi kulit bergelambir, umumnya mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas karena pola gerak yang terbatas.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 28 Juni 2024
Ini Pilihan Yang Bisa Dilakukan Hilangkan Tumpukan Lemak dan Kulit Bergelambir
Lifestyle
Penderita Obesitas Sangat Berisiko Alami Migrain Kronis
Penderita migran dengan BB normal memiliki peluang 3 persen menjadi penderita kronis dalam 1 tahun
Angga Yudha Pratama - Kamis, 13 Juni 2024
Penderita Obesitas Sangat Berisiko Alami Migrain Kronis
Fun
Sering Bisulan Bisa Jadi Pertanda Obesitas
Bisul dikatakan sebagai salah satu tanda obesitas.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 Juni 2024
Sering Bisulan Bisa Jadi Pertanda Obesitas
Lifestyle
Mengenali Tanda-tanda Obesitas pada Tubuh
Obesitas mesti dihindari pasalnya meningkatkan komplikasi risiko penyakit seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit hati, sleep apnea dan kanker tertentu.
Frengky Aruan - Jumat, 07 Juni 2024
Mengenali Tanda-tanda Obesitas pada Tubuh
Bagikan