Mengenali Tanda-tanda Obesitas pada Tubuh

Frengky AruanFrengky Aruan - Jumat, 07 Juni 2024
Mengenali Tanda-tanda Obesitas pada Tubuh

Ilustrasi obesitas. (Foto: Pexels)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tidur mendengkur dan nyeri pinggul bisa jadi tanda obesitas. Obesitas mesti dihindari pasalnya meningkatkan komplikasi risiko penyakit seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit hati, sleep apnea dan kanker tertentu.

Kementerian Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa satu dari tiga orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Kondisi ini sendiri sering tidak disadari pengidapnya.

Sebagai deteksi dini, Anda perlu tahu tanda-tanda obesitas. Berikut, seperti dilansir laman Persada Hospital:

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau Asam Lambung

Kondisi gerd pada penderita obesitas terjadi karena tumpukan lemak yang meningkatkan tekanan pada lambung. Sehingga asam lambung lebih mudah terpicu naik.

Gerd biasanya muncul ditandai dengan sensasi perih dan terbakar di dada pasca makan atau berbaring. Sendawa, muntah dan sesak napas.

Baca juga:

Studi: Obesitas di Usia Dini Mengurangi Setengah Harapan Hidup Seseorang

Gelambir di Area Tubuh Tertentu

Gelambir ini muncul akibat aktivitas timbunan lemak tersebar di atas dada, leher, muka, lengan, bawah perut, pinggul, paha, perut atas, pinggang, dan perut bawah.

Hipertensi

Hal ini terjadi karena lemak berlebih terdistribusi di sekitar perut (obesitas abdominal) lalu meningkatkan volume darah, mempengaruhi fungsi hormon seperti renin, angiotensin II dan aldosteron, seseorang dengan Hipertensi disarankan menjaga tekanan darah tinggi supaya menghindari komplikasi penyakit

Mendengkur

Kondisi in terjadi karena lemak terkonsentrasi di leher. Lemak tersebut mengganggu jalur pernapasan karena menekan sehingga jalur udara menjadi sempit, udara tidak mengalir dengan baik. Hasilnya udara ketika bernapas sempit ruangnya dan menghasilkan suara dengkuran sepanjang tidur.

Kondisi ini tidak baik. Posisi perut yang kelebihan lemak mempengaruhi diafragma perut naik, ia menekan tulang rusuk, mempengaruhi kerja paru kurang maksimal.

Dilansir dari Mayoclinic, untuk dapat menghindari kondisi obesitas seseorang disarankan untuk banyak melakukan olahraga, menjaga pola diet yang sehat, peningkatan aktivitas fisik, dan tidak lupa rutin mengecek Indeks Massa Tubuh (IMT).

Baca juga:

Olahraga Malam Hari Baik untuk Orang Obesitas

IMT yang baik adalah 18.5-24.9 berarti Sehat. IMT perhitungan gabungan antara berat tubuh, tinggi badan dan lingkar pinggang.

Kalau IMT lebih dari 24 berarti mengalami kegemukan dan obesitas. Di asia sendiri, IMT lebih dari 23 lebih mempunyai peningkatan risiko masalah kesehatan. (Tka)

#Obesitas #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan