Survei Indo Barometer: 30 Persen Publik tak Setuju Ibu Kota Dipindahkan


Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Net
MerahPutih.com - Lembaga survei Indo Barometer menyebut 53,8 persen publik menyetujui rencana pemindahan ibu kota, dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sedangkan, yang tidak setuju sebesar 30,4 persen.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, ada lima alasan publik setuju pemindahan ibu kota, yakni mengurangi kepadatan Jakarta (57,1 persen), pemerataan pembangunan (18,7 persen), menekan kesenjangan ekonomi (7,1 persen), wujud keadilan sosial (5 persen), dan Kaltim wilayah paing luas (4,2 persen).
Baca Juga
Survei Indo Barometer: Jokowi dan Ahok Unggul Atasi Permasalahan Jakarta Dibanding Anies
"Yang tidak setuju juga punya lima alasan, yaitu jangkauan terhadap pemerintah pusat terlalu jauh (45,2 persen), biaya pindah sangat mahal (33,3 persen), berpengaruh terhadap roda pemerintahan (5,2 persen)," kata Qodari di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (16/2).

Responden juga menganggap, Kalimantan Timur bukan wilayah yang tepat bagi pusat pemerintahan (4,7 persen) dan hubungan pemerintah pusat dengan daerah, terutama Jawa semakin jauh sebesar 4,1 persen.
Lalu, publik yakin Presiden Joko Widodo berhasil membangun ibu kota baru di Kaltim, yakni sebesar 45,9 persen, sementara 18,9 persen berpendapat Jokowi gagal membangun ibu kota baru.
Baca Juga
Survei Indo Barometer: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin
Ada lima alasan publik yakin Jokowi berhasil membangun ibu kota baru, yakni sudah terbukti dalam.pembangunan infrastruktur (53,1 persen), optimistis pasti bisa (18,2 persen), presiden serius memindah ibu kota (14,5 persen), banyak yang mendukung (7,6 persen), dan pertaruhan kesuksesan Jokowi (4,7 persen).
Lima alasan juga dikemukakan publik yang tidak yakin, yakni biayanya sangat mahal (43,3 persen), butuh waktu sangat lama (29 persen), pindah ibu kota sama saja pindah segala aspek (12,9 persen), pesimistis (9,4 persen), dan pemindahan sistem yang kompleks (4 persen).
Sementara, masyarakat tidak berubah dalam isu yang dianggap penting hari ini dibandingkan lima tahun lalu. Ekonomi masih mendominasi. Publik melihat tiga isu terpenting adalah ekonomi (32,1 persen), lapangan pekerjaan (15,8 persen), harga bahan pokok (11,3 persen).
Tidak jauh berbeda dengan lima tahun lalu, ekonomi (21,6 persen), harga kebutuhan pokok mahal (19,6 persen) dan korupsi, kolusi, dan nepotisme (14,6 persen).
Baca Juga
Survei Indo Barometer: Lawan Jokowi di Pilpres Lalu Jadi Menteri Paling Dikenal
Survei nasional Indo Barometer ini dilaksanakan 9-15 Januari. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dari seluruh Indonesia. Margin of error survei sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Legislator Harap Segera Ada Kepala OIKN Definitif untuk Selaraskan Visi-Misi Prabowo

Jokowi Isyaratkan Prabowo yang Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN

Pembangunan IKN Terhambat, Jokowi Ungkap Penyebabnya

Pengamat Nilai Reputasi Negara Dipertaruhkan Saat Upacara HUT RI di IKN

Nasib Kantor Milik Pemerintah Pusat Saat Ibu Kota Pindah ke IKN

Ibu Kota Pindah ke IKN, GBK dan Monas Tetap jadi Aset Negara

Argumen Otorita Ibu Kota Nusantara Gelar Upacara HUT RI di Dua Tempat

Bangun IKN Sudah Habiskan Duit Rp 37, 41 Triliun

40 Perusahaan Teknologi Global Nyatakan Tertarik Bangun IKN

Realisasi Anggaran untuk Pembangunan IKN Capai Rp 4,3 Triliun
