Stres Bisa Timbulkan Kebiasaan Bruxism

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 11 Juni 2021
Stres Bisa Timbulkan Kebiasaan Bruxism

Bruxism dilakukan tanpa sadar. (Foto: Pixabay/Giuliamar)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KEBIASAAN buruk bruxism atau menggemeretakkan gigi atas dan bawah bisa terjadi karena beberapa pemicu salah satunya stres. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, penderita harus mencari tahu dulu sumber stres dan menguranginya, jelas jelas drg. Rosdiana Nurul Annisa Sp.KG dari RS Pelni dilansir Antara, Jumat (11/6).

Dengan mencari tahu sumber stres serta mengatasinya, diharapkan kebiasaan bruxism bisa menghilang. Namun, selain terapi kebiasaan ini jug abisa dicegah menggunakan alat bernama splin oklusal, pelindung gigi yang serupa dengan pelindung gigi petinju.

Baca juga:

Akupuntur Medis Bantu Atasi Gangguan Tidur

Kamu harus periksa ke dokter gigi untuk mencetak gigimu. Kemudian minta dibuatkan pelindung gigi sesuai pentuk serta ukurannya. Alat dapat dipakai sebelum tidur, sehingga ketika gigi atas dan bawah saling bergesekan, gigi tetap terlindungi.

Kebiasaan ini berdampak pada kesehatan gigi. (Foto: Ppixabay/ivanovgood)
Kebiasaan ini berdampak pada kesehatan gigi. (Foto: Ppixabay/ivanovgood)

Menghilangkan kebiasaan bruxism sangat penting, karena jika tidak gigi bisa aur dan berdampak pada kesehatan. "Gigi aus akan mempengaruhi TMD, Temporomandibular disorders. Sendi kita yang membuat mulut bisa membuka dan menutup namanya Temporamandibula. Biasanya juga berpengaruh ke situ," katanya.

Baca juga:

Resistensi Antibiotik, Efek Samping Kebiasaan Minum Obat Tanpa Resep

Biasanya kebiasaan menggemeretakkan gigi atas dan bawah dilakukan tanpa sadar dan yang menyadari adalah orang lain seperti pasangan atau teman sekamar karena proses itu menimbulkan bunyi berisik yang mengganggu. Rata-rata orang yang memiliki kebiasaan buruk itu tak tahu ia melakukan itu.

Konsultasi ke dokter gigi jika curiga mengalami bruxism. (Foto: Pixabay/drshohmelian)
Konsultasi ke dokter gigi jika curiga mengalami bruxism. (Foto: Pixabay/drshohmelian)

"Kalau yang dilakukan secara sadar, namanya clenching. Beda sih sama bruxism. Tapi di gigi hampir mirip penampakannya. Tapi biasanya kalau clenching kan sadar, jadi lebih jarang ya. Kalau misalnya bruxism ya pas tidur biasanya," ucap dokter dari Universitas Indonesia ini.

Dikutip dari WebMd, salah satu efek bruxism ialah sakit kepala saat bangun tidur atau rahang yang sakit. Bila kamu curila melakukan bruxism saat tidur, silaka periksa diri ke dokter gigi yang akan mencari tanda-tanda bruxism di dalam mulut. (Yni)

Baca juga:

Ini Jumlah Kalori dari Berbagai Jenis Salad

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan