Kesehatan Mental

Skizofrenia, Gangguan Mental yang Bikin Pikiran Kacau

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 07 April 2024
Skizofrenia, Gangguan Mental yang Bikin Pikiran Kacau

Skizofrenia membuat pengidapnya berhalusinasi. (Foto: Pixabay/TotumRevolutum)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - DATA WHO menyebut ada lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia. Di Indonesia, menurut penelitian Kementerian Kesehatan RI pada 2019, diperkirakan ada 450 ribu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat di Indonesia, termasuk skizofrenia.

Seperti dilansir Alodokter, skizofrenia adalah gangguan mental berat yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi. Penderita skizofrenia bisa mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.

Penderita skizofrenia berisiko 2–3 kali lebih tinggi mengalami kematian pada usia muda. Hal itu disebabkan skizofrenia umumnya disertai penyakit lain, seperti penyakit jantung, diabetes, atau infeksi. Selain itu, penderita skizofrenia juga rentan melakukan percobaan bunuh diri.

Baca juga:

Hal-Hal yang Pernah Dialami Orang dengan Skizofrenia

Mengenali gejala skizofrenia

Meski acap disamakan dengan psikosis, skizofrenia ternyata punya gejala yang berbeda. Gejala psikosis dapat muncul pada skizofrenia, tapi tidak semua penderita skizofrenia pasti mengalaminya.

Gejala skizofrenia terbagi menjadi gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif ditandai perubahan persepsi yang mengakibatkan penderita berperilaku tidak wajar. Sementara itu, gejala negatif ditandai dengan ketidakmampuan penderita dalam bersosialisasi.

Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab skizofrenia. Namun, ada faktor yang diduga dapat meningkatkan terjadinya skizofrenia, di antaranya faktor genetik dan pengaruh lingkungan.

Kondisi skizofrenia biasanya ditangani dengan pemberian obat-obatan, psikoterapi, dan terapi seperti elektrokonvulsi atau pemberian gelombang elektromagnetik ke otak.

Skizofrenia tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena bisa dipicu faktor genetik dan ketidakseimbangan zat di dalam otak. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan mendeteksi dan mengobatinya sejak dini sehingga perburukan dan kekambuhan penyakit ini dapat dicegah.(*)

Baca juga:

Genom Gelap di DNA Terkoneksi dengan Skizofrenia dan Bipolar

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan