Skizofrenia, Gangguan Mental yang Bikin Pikiran Kacau


Skizofrenia membuat pengidapnya berhalusinasi. (Foto: Pixabay/TotumRevolutum)
MERAHPUTIH.COM - DATA WHO menyebut ada lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia. Di Indonesia, menurut penelitian Kementerian Kesehatan RI pada 2019, diperkirakan ada 450 ribu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat di Indonesia, termasuk skizofrenia.
Seperti dilansir Alodokter, skizofrenia adalah gangguan mental berat yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi. Penderita skizofrenia bisa mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
Penderita skizofrenia berisiko 2–3 kali lebih tinggi mengalami kematian pada usia muda. Hal itu disebabkan skizofrenia umumnya disertai penyakit lain, seperti penyakit jantung, diabetes, atau infeksi. Selain itu, penderita skizofrenia juga rentan melakukan percobaan bunuh diri.
Baca juga:
Mengenali gejala skizofrenia
Meski acap disamakan dengan psikosis, skizofrenia ternyata punya gejala yang berbeda. Gejala psikosis dapat muncul pada skizofrenia, tapi tidak semua penderita skizofrenia pasti mengalaminya.
Gejala skizofrenia terbagi menjadi gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif ditandai perubahan persepsi yang mengakibatkan penderita berperilaku tidak wajar. Sementara itu, gejala negatif ditandai dengan ketidakmampuan penderita dalam bersosialisasi.
Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab skizofrenia. Namun, ada faktor yang diduga dapat meningkatkan terjadinya skizofrenia, di antaranya faktor genetik dan pengaruh lingkungan.
Kondisi skizofrenia biasanya ditangani dengan pemberian obat-obatan, psikoterapi, dan terapi seperti elektrokonvulsi atau pemberian gelombang elektromagnetik ke otak.
Skizofrenia tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena bisa dipicu faktor genetik dan ketidakseimbangan zat di dalam otak. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan mendeteksi dan mengobatinya sejak dini sehingga perburukan dan kekambuhan penyakit ini dapat dicegah.(*)
Baca juga:
Genom Gelap di DNA Terkoneksi dengan Skizofrenia dan Bipolar
Bagikan
Berita Terkait
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
