Kesehatan Mental

Seni Bantu Perbaiki Kesehatan Mental

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 25 April 2023
Seni Bantu Perbaiki Kesehatan Mental

Coretan bisa menjadi bentuk terapi seni.(foto: freepik/freepik)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

CORET-coret buku dan iseng melipat kertas brosur jadi origami sering dianggap kegiatan remeh. Padahal, keduanya merupakan aktivitas seni yang bisa memperbaiki kesehatan mental. Lalu, bagaimana seni bisa berhubungan dengan kesehatan mental?

Pada abad ke-20, terapi seni digunakan untuk mengobati tentara yang terkena PTSD. Terapis seni American Art Therapy Association (AATA) Girija Kaimal mengatakan terapi seni kreatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti coretan yang tidak terstruktur atau aktivitas yang lebih spesifik.

BACA JUGA:

Manfaat Hujan bagi Kesehatan Mental, Sungguh Menakjubkan

"Pengalaman seperti trauma sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata jadi terapi yang dapat mendukung dan menghubungkan pasien dengan ekspresi nonverbal benar-benar merupakan dasar dari terapi seni kreatif," kata Kaimal kepada Smithsonian Magz.

Ketika seseorang kesulitan mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata, menggambar, melukis, memahat, membuat kolase, atau membuat topeng dari bubur kertas dapat membantu mereka membuka emosi dan menerjemahkannya menjadi sesuatu yang nyata.

terapi seni
Terapi seni dinilai lebih sehat ketimbang memaksa berbicara atau terlibat dalam 'coping mechanism' yang membahayakan. (foto: stocckingfreepik)

Hal itu memungkinkan mereka untuk berbagi sedikit tentang apa yang mereka alami dengan orang-orang di sekitar mereka. Melalui seni, pengobatan terapi juga lebih aman dan sehat untuk menyalurkan stres serta emosi negatif lainnya daripada memaksa mereka berbicara atau terlibat dalam coping mechanism yang buruk.

BACA JUGA:

Manfaat Storytelling untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Bantu Tingkatkan Daya Ingat

Terapis dituntut untuk kreatif dalam mengajak pasien terlibat dalam terapi seni. Terapis seni dan Direktur Trauma-Informed Practices and Expressive Arts Therapy Institute Cathy Malchiodi mengatakan terapis bisa meminta pasien untuk membuat gerakan atau suara, sebelum benar-benar menyuruh bercerita. Setelah itu, pasien akan menggunakan warna, bentuk, dan garis untuk mengekspresikan emosi mereka.

"Aku meminta mereka untuk membuat gerakan atau bahkan mencoba membuat suara bernafas dan kemudian menggunakan warna, bentuk, serta garis untuk menunjukkan seperti apa bentuknya," tutur Malchiodi kepada majalah Art in America pada Oktober 2021.

kesehatan mental
Pasien PTSD kebanyakan sulit untuk bercerita dengan lisan. (foto: freepik/freepik)

Praktik terapi artistik membantu mengeluarkan pengalaman batin yang sulit dan terpendam, yang tidak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata. "Saat kita membatasi diri hanya pada kata-kata, kita kehilangan sebagian besar pengalaman hidup kita. Beberapa orang dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata dengan indah, tetapi kebanyakan dari kita tidak bisa. Memiliki bentuk ekspresif tambahan benar-benar hanya memungkinkan orang seutuhnya untuk menampilkan diri mereka sendiri," tutup Kaimal.(kmp)

BACA JUGA:

Pengaruh Hewan Peliharaan pada Kesehatan Mental

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan