Pengaruh Hewan Peliharaan pada Kesehatan Mental


Mencintai pendamping nonmanusia, pengaruh hewan peliharaan terhadap kesehatan mental. (freepik/wirestock)
JIKA kamu sedang atau pernah memiliki hewan peliharaan, kamu mungkin akan setuju bahwa kehadiran mereka merupakan kegembiraan tersendiri. Mereka dapat membuat hari yang baik menjadi lebih baik dan hari yang buruk menjadi baik lagi. Selain itu, ada saat kesepian, stres, atau kecemasan, hewan peliharaan juga dapat berfungsi sebagai hewan terapi di rumah.
Mencintai pendamping nonmanusia, pengaruh hewan peliharaan terhadap kesehatan mental sangat terlihat jelas. Dalam sebuah wawancara dilansir dari laman Well+Good, seorang neuropsikolog Karen Sullivan, PhD, ABBP, menyatakan dan menegaskan hubungan positif antara hewan peliharaan dan kesehatan mental dapat meningkatkan harga diri dan suasana hati seseorang. Selain itu, hewan peliharaan dapat membantu mengurangi rasa kesepian, berkat persahabatan dan cinta tanpa syarat yang mereka berikan kepada manusia.
Jika kamu bertanya-tanya apakah anjing dapat membantu mengatasi kecemasan atau stres? Tapi kamu lebih suka ditemani kucing, maka kucinglah yang dapat membantu mengatasi depresi.
Menurut Julie Osborn, PsyD, LCSW, seorang dokter psikologi dan pekerja sosial klinis berlisensi, ada banyak keuntungan memiliki hewan peliharaan, termasuk di antara mereka yang didiagnosis dengan penyakit mental tertentu. “Banyak orang dengan kesehatan mental, katakanlah dengan kecemasan, kecemasan sosial, atau dengan depresi, itu semua terjadi pada orang lain yang kami bandingkan dengan orang yang memiliki hewan peliharaan,” kata Dr. Osborn.
Terdapat 6 manfaat hewan peliharaan untuk kesehatan mental, yaitu sebagai berikut:
Baca Juga:

Kurangi kecemasan dan stres
Ketika ditanya apakah hewan peliharaan membantu mengurangi kecemasan dan stres, Dr. Sullivan merujuk pada satu penelitian yang berpusat pada bagaimana anjing membantu manusia mengelola kecemasan dan stres. Menurut Dr. Sullivan, para peneliti mengandaikan bahwa berinteraksi dengan sahabat anjing kita dapat meningkatkan kadar oksitosin, hormon yang dikaitkan dengan keintiman fisik di antara manusia. Sullivan juga mengatakan bahwa, pada akhirnya, peningkatan kadar oksitosin dapat berdampak positif bagi kesehatan mental dengan menurunkan hormon stres dan mengaktifkan sistem parasimpatis, yang memberi sinyal pada tubuh untuk rileks setelah peristiwa yang membuat stres.
Persahabatan dan perangi kesepian
Hewan piaraan bukan hanya hewan, mereka juga sahabat bagi orang-orang yang menyayanginya. Sebagai sahabat, kamu dapat berbagi pengalaman dengan hewan piaraan seperti yang kamu lakukan dengan anggota keluarga atau teman. “Manfaat persahabatan datang dari kebahagiaan yang dialami bersama, terlibat dalam aktivitas rekreasi berdampingan, berbagi relaksasi, dan interaksi yang menyenangkan dan spontan,” kata Dr. Sullivan.
Sementara hewan peliharaan adalah sahabat yang luar biasa bagi diri mereka sendiri, Dr. Sullivan mengatakan bahwa mereka juga berperan penting dalam mendorong hubungan manusia. Berjalan di sekitar lingkungan dengan anjing peliharaanmu, misalnya, atau bergabung dengan grup media sosial yang terkait dengan jenis hewan peliharaanmu dapat memberikan peluang memperluas pertemanan yang mungkin awalnya sulit untuk kamu dapatkan.
Terlebih lagi, hewan peliharaan juga dapat berfungsi sebagai pemecah kebekuan—yang ideal jika kamu sering cemas dalam situasi sosial, menurut Dr. Osborn, yang menambahkan bahwa memiliki minat yang sama (dalam hal ini, hewan peliharaan) dapat membuat hubungan dengan orang lain menjadi lebih mudah. Semuanya, sebagai hasilnya, dapat membantu memerangi kesepian.
Dukungan emosional
Jika kamu pernah menggendong anak anjing, atau membiarkan kucing tidur di pangkuanmu, mungkin dengan itu kamu mengingatnya sebagai momen kegembiraan murni. Memang, hewan peliharaan dapat mengangkat semangat dan berkontribusi pada suasana hati yang positif secara keseluruhan.
Hewan peliharaan juga dapat memberikan dukungan emosional kepada individu yang telah didiagnosis dengan penyakit kesehatan mental, menurut Dr. Sullivan, termasuk gangguan stres pascatrauma, demensia, dan kecemasan sosial. Faktanya, banyak rumah sakit dan panti jompo telah memasukkan terapi hewan ke dalam program mereka yang memungkinkan pasien untuk mendapatkan hasil dari berinteraksi dengan hewan.
Baca Juga:

Perkembangan psikologis anak dan remaja
Memiliki hewan peliharaan juga dapat memberikan manfaat psikologis bagi anak-anak dan remaja. Di antara anak-anak, American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) menunjukkan bahwa hewan peliharaan dapat mengajari anak-anak tentang empati dan kasih sayang.
Menurut Dr. Sullivan, hewan peliharaan juga mengajarkan tanggung jawab pada anak dan menanamkan rasa tanggung jawab pada anak dikaitkan dengan peningkatan harga diri dan kepercayaan diri. Satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 juga menyebutkan bahwa hewan peliharaan dapat membantu memberikan dukungan sosial dan emosional kepada orang dewasa muda yang menjalani masa remaja, yang merupakan masa yang penuh dengan kesepian, stres, dan kecemasan.
Meningkatkan aktivitas fisik
Hewan peliharaan yang membutuhkan banyak aktivitas pasti dapat membawa lebih banyak aktivitas ke dalam keseharian kamu. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017, anjing berpotensi meningkatkan aktivitas fisik di antara pemiliknya.
Meskipun penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa pemilik anjing lebih banyak berjalan daripada pemilik non-anjing dan mencatat sekitar 22 menit aktivitas fisik terjadi perharinya. Studi lain yang dilakukan pada tahun 2020 juga melaporkan hasil yang serupa, pemilik anjing yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut melaporkan 18 menit berjalan kaki lebih banyak perminggu daripada pemilik non-anjing.
Sementara lebih banyak penelitian diperlukan tentang bagaimana peningkatan aktivitas fisik di antara pemilik hewan peliharaan dapat menghasilkan manfaat kesehatan mental. Ada penelitian yang mendukung bahwa bergerak dapat berdampak positif pada kebahagiaan kamu secara keseluruhan.
Aktivitas fisik dapat melepaskan endorfin, zat kimia otak yang dapat meningkatkan energi dan berkontribusi pada suasana hati yang positif. Berjalan saja dapat meningkatkan kesehatan mental, menurut sebuah penelitian besar yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry.
Merasa dicintai
Osborn mengatakan bahwa cinta tanpa syarat adalah manfaat lain dari memiliki hewan peliharaan yang juga dapat berdampak besar pada kesehatan mental. “Ini adalah satu-satunya hubungan dalam hidup kamu yang tidak perlu kamu khawatirkan,” kata Dr. Osborn.
Sullivan menambahkan bahwa cinta hewan peliharaan menawarkan pemiliknya ikatan ke dalam kebutuhan mendasar manusia, yaitu untuk dicintai, merasa dihargai, dan mengalami persahabatan, dan bagi sebagian orang, ini dirasakan lebih dalam dengan hewan peliharaan.
Namun, bisakah hewan peliharaan tertentu mempengaruhi kesehatan mental lebih dari yang lain? Sementara sebagian besar penelitian berpusat pada dampak psikologis yang dapat ditimbulkan anjing terhadap pemilik hewan peliharaan.
Dr. Sullivan berpendapat bahwa hewan apa pun yang dipelihara dapat berdampak positif bagi kesehatan mental kamu. Pertama, pemilik kucing memiliki dan berbagi lebih banyak emosi positif dengan kucingnya, dan orang yang bangga memiliki hewan lain, seperti reptil, burung, atau ikan juga dapat memperoleh manfaat kesehatan mental juga.
“Menonton ikan berenang di akuarium telah terbukti memiliki efek meditatif dan menenangkan, meringkuk marmot membuat anak autis lebih banyak tersenyum dan membelai boa constrictor mengurangi tekanan darah dan tingkat stres” kata Dr. Sullivan. Begitu juga pandapat Dr. Osborn yang berkata, "Hewan apa pun yang kamu cintai akan cocok untukmu."
Meskipun pengaruh hewan peliharaan terhadap kesehatan mental tidak diragukan lagi, namun hewanmu bukanlah obat mujarab. Namun, sangat wajar untuk kamu mendapatkan cinta yang dapat ditawarkan hewan peliharaan kepadamu, karena mereka juga membutuhkan cinta dan perhatian sebagai balasannya. (DGS)
Baca Juga:
Tiga Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Memelihara Hewan
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
