Apa Manfaat Terapi Hewan Peliharaan Bagi Pasien?

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Jumat, 03 Juni 2022
Apa Manfaat Terapi Hewan Peliharaan Bagi Pasien?

Terapi hewan peliharaan dijadikan alternatif penyembuhan bagi beberapa penyakit. (Foto: Unsplash-Richard Brutyo)

Ukuran:
14
Audio:


ANJING, Kucing, atau kelinci bagi sebagian orang bukan sekadar hewan peliharaan. Mereka dianggap sebagai 'anak asuh'. Hubungan kuat antara pengasuh merujuk pada pemilik dan anak asuh menaut hewan peliharaan terjalin begitu erat sehingga muncul istilah Pawrent.

Keputusan seseorang menjadi Pawrent, menurut Psikolog Akshay Bansal, merupakan komitmen kuat menjaga hubungan harmonis dengan hewan peliharaan dengan menjaga aturan ketat, seperti menjaganya tetap sehat, mengerti kebiasaan sakitnya, tahu hal apa saja membuatnya sedih, lalu tindakan apa paling tepat diambil.

Baca Juga:

Tiga Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Memelihara Hewan

Bahkan, seorang Pawrent, lanjut Akshay Bansal, lantaran punya hubungan erat dengan anjing, kucing, dan lainnya memberi energi positif bagi pemiliknya sehingga menjadi jauh lebih sehat.

"Pemilik hewan peliharaan menunjukkan kondisi tekanan darah lebih baik, mekanisme mengatasi stres baik dan mengurangi perasaan kecemasan," kata Akshay Bansal dikutip dari Psycholog. Tak hanya itu, hewan peliharaan juga jadi salah satu alternatif terapi penyembuhan bagi beberapa penyakit.

pawrent
Hubungan antara 'anak'nya dengan sang pemilik ternyata punya dampak baik bagi kesehataan dan psikologis.(Foto: Unsplash-Manuel Meza)

Terapi hewan peliharaan, mengutip Healthline, merupakan interaksi terpandu antara seseorang dan hewan terlatih melibatkan pawang hewan. Tujuannya, membantu penderita pulih dari mengatasi masalah kesehatan atau gangguan mental.

Anjing dan kucing paling sering digunakan dalam terapi hewan peliharaan, meski ikan, marmut, kuda, dan hewan lain memenuhi kriteria penyaringan juga dapat digunakan. Jenis hewan dipilih tergantung pada tujuan terapeutik dari rencana perawatan seseorang.

Baca Juga:

Jersey Giants si Ayam Raksasa

Terapi hewan peliharaan juga disebut sebagai Animal-Assisted Activities (AAT) atau terapi bantuan hewan. AAT dibangun di atas ikatan kuat manusia-hewan peliharaan atau konsep Pawrent nan sudah ada sebelumnya.

Berinteraksi dengan hewan peliharaan nan ramah dapat membantu banyak masalah fisik dan mental, dapat membantu mengurangi tekanan darah, meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan, melepaskan endorfin sehingga menghasilkan efek menenangkan, membantu mengurangi rasa sakit, mengurangi stres, dan meningkatkan keadaan psikologis secara keseluruhan.

Apakah Anjing Bisa Menjadi Vegan?
Sebelum terapi akan dijalankan sesi pemilihan hewan peliharaan untuk mencari kecocokan. (Foto: Freepik/gpointstudio)

Manfaat dari program terapi hewan peliharaan dapat mencakup, meningkatkan keterampilan motorik dan gerakan sendi, menaikan kepercayaan diri, melatih komunikasi verbal, mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan keinginan untuk bergabung dalam kegiatan, memperkuat interaksi dengan orang lain, serta memotivasi kemauan untuk berolahraga.

Dokter atau terapis pengelola perawatan akan memberikan terapi hewan peliharaan dengan cara mengajak seorang pawang terlatih, sering pemilik hewan peliharaan, lantas membawa hewan tersebut setiap pertemuan untuk membantu mencapai tujuan pasien. Diskusi tentang penanganan hewan peliharaan secara tepat diperlukan untuk memastikan keselamatan pasien dan hewan peliharaan.

Langkah pertama dalam terapi hewan peliharaan tentu pemilihan hewan agar beroleh kecocokan. Banyak kelompok dan organisasi melatih dan menghubungkan pemilik sukarelawan dan hewan peliharaan dengan penyedia layanan kesehatan. (*)

Baca Juga:

Hewan Unik Mirip 'Alien' Ini Gegerkan Jagat Maya

#Hewan Peliharaan #Anjing #Kucing #Kesehatan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Tetapkan 1 Anak Di Bawah Umur Tersangka Pejarahan Kucing Uya Kuya
Anak di bawah umur itu diketahui mencuri kucing dan sofa dari rumah Uya Kuya
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Polisi Tetapkan 1 Anak Di Bawah Umur Tersangka Pejarahan Kucing Uya Kuya
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Indonesia
Kucing Uya Kuya Terlantar Pasca-Penjarahan. Kini Dirawat Puskeswan Ragunan Masih Diinfus
Kucing berwarna oranye itu setelah sempat terlantar usai aksi pejarahan rumah Uya Kuya akhir pekan lalu
Wisnu Cipto - Kamis, 04 September 2025
Kucing Uya Kuya Terlantar Pasca-Penjarahan. Kini Dirawat Puskeswan Ragunan Masih Diinfus
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan