Selama Pandemi COVID-19, 1,7 Juta Anak Belum Diimunisasi Dasar
 Zulfikar Sy - Senin, 30 Mei 2022
Zulfikar Sy - Senin, 30 Mei 2022 
                Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (30/5/2022). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti
MerahPutih.com - Kondisi pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung dua tahun lebih berpengaruh terhadap imunisasi dasar terhadap anak.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyebutkan, sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada periode tahun 2019-2021 atau selama masa pandemi COVID-19 berlangsung.
“Ini sangat berbahaya,” kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Senin (30/5).
Baca Juga:
Di Tengah Pelonggaran Penggunaan Masker, 242 Orang Terinfeksi COVID-19 Sehari
Reisa menuturkan, kondisi tersebut sangat membahayakan kesehatan anak-anak bangsa karena dapat memunculkan wabah baru atau mengakibatkan kefatalan seperti kematian.
Ditambah lagi, banyak penyakit-penyakit yang mulai bermunculan kembali di sekitar anak-anak. Seperti penyakit Tuberkulosis (TBC), campak, rubella, hepatitis, difteri, polio hingga meningitis.
“Makanya, penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau istilahnya kita sebut dengan PD3I ini sebenarnya dapat kita cegah dengan memberikan imunisasi,” ucap Reisa yang juga menjabat sebagai Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu, dikutip Antara.
Baca Juga:
Tambahan Kasus Harian COVID-19 di Bawah Angka 250, Satu Orang Meninggal
Dengan mempertimbangkan bahaya pada anak, Reisa menekankan setiap orang tua harus menyadari pentingnya imunisasi yang dapat memberikan proteksi pada anak-anak dari berbagai macam penyakit.
Banyaknya catatan sejarah mengenai imunisasi sudah membuktikan bahwa imunisasi dapat melindungi anak dari virus. Oleh karenanya, Reisa berharap seluruh orang tua menyertakan anaknya ke dalam program imunisasi.
Reisa juga meminta supaya keluarga dapat teredukasi dengan baik dan benar, serta memastikan setiap informasi yang diterima selalu berasal dari sumber yang terpercaya.
"Pastikan keluarga tidak termakan hoaks ataupun mitos-mitos seputar imunisasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan menyebabkan kegaduhan," katanya.
Ia menyarankan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat mengenai imunisasi ini dari sumber yang terpercaya seperti Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan atau puskesmas setempat. (*)
Baca Juga:
Pengasuh Anak Kehilangan Orang Tua Akibat COVID-19 Bakal Dapat Dana PKH
Bagikan
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
 
                      Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
 
                      Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
 
                      Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
 
                      Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
 
                      178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
 
                      Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
 
                      Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
 
                      KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
 
                      KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
 
                      




