Puan Minta Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca Turunkan Polusi Udara


Suasana Jakarta. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Polusi udara khususya di Jakarta menjadi masalah selama beberapa waktu terakhir dan sejumlah wilayah di Jakarta tercatat masuk dalam kategori sangat tidak sehat.
Presiden Joko Widodo pada Senin (14/8) menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri hingga gubernur membahas permasalahan polusi ini. Presiden kemudian menginstruksikan sejumlah langkah untuk mengatasi polusi udara seperti penerapan bekerja dari rumah (work from home) hingga rekayasa cuaca.
Baca Juga:
Udara di Jakarta Buruk, Orang Tua Diimbau Tak Sering Ajak Balita Keluar Rumah
Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemerintah agar segera mempercepat proses modifikasi cuaca guna membilas polusi di udara.
Menurut dia, salah satu cara paling efektif untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek adalah dengan air hujan yang sudah cukup lama tidak turun akibat kemarau panjang.
"Maka rekayasa atau modifikasi cuaca harus secepatnya dilakukan," kata Puan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/8).
Puan mendorong kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibantu TNI/Polri atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mempercepat proses Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Dengan harapan, hujan dapat mengguyur sekitar Jabodetabek dan mengurangi polusi udara.
"Karena memang musim kemarau ini menyebabkan polusi di udara tidak terurai. Jadi memang memerlukan hujan dengan cara modifikasi cuaca," ujarnya.
Jika tidak segera dicoba langkah pengurangan polusi di udara, mantan Menko PMK ini menilai akan berdampak lebih parah bagi kesehatan masyarakat.
Puan mengingatkan, negara wajib melindungi keselamatan warganya dari ancaman apapun, termasuk hal-hal yang mengancam kesehatan warga.
"Masalah kesehatan adalah dampak dari parahnya polusi udara di Jakarta, jika tidak diatasi secara cepat, maka makin banyak masyarakat yang sakit akibat tercemar polusi melalui udara yang mereka hirup,” tuturnya.
Catatan Dinas Kesehatan DKI, terdapat 638.291 kasus ISPA di Jakarta dalam rentan waktu Januari hingga Juni 2023.
Melihat banyaknya kasus kesehatan dampak polusi udara, Puan meminta setiap fasilitas kesehatan bersiap, khususnya yang berada di sekitar Jabodetabek.
“Jangan sampai masyarakat kesulitan saat mencari pengobatan di setiap fasilitas kesehatan," tegas Ketua DPP PDIP ini.
Untuk masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi di luar ruangan, Puan mengimbau untuk lebih waspada sebagai antisipasi dampak polusi udara.
Salah satunya dengan kembali menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Untuk menghindari berbagai penyakit akibat polusi udara, ada baiknya gunakan masker saat berada di luar. Termasuk juga untuk anak-anak," ungkapnya. (Knu)
Baca Juga:
Polusi Udara Jakarta Berbahaya, Anggota DPR Tuntut Pemerintah Bertanggung Jawab
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika

Jakarta Susun Mitigasi Kurangi Emisi GRK 30 Persen hingga 2030

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Ketika Udara Bersih Menjadi Kebutuhan: Solusi Praktis untuk Lingkungan Sehat di Rumah

4 Hari Berturut Kualitas Udara Jakarta Masuk 4 Besar Kota Terburuk di Dunia

Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia Setelah Kemarin Nomor 4, Warga Diimbau Pakai Masker

Hari Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke-4 Dunia, Nomor 1 Kinshasa

Menteri LH: Kendaraan Berat Tak Lolos Uji Emisi Kena Sanksi

Pemprov DKI Libatkan Daerah Aglomerasi untuk Atasi Polusi Udara Jakarta

Jakarta Dihantam Polusi Terburuk Ketiga Dunia pada Selasa (15/7), Warga Diminta Pakai Masker Saat di Luar Ruangan
