Produk Pertanian Indonesia Berjaya di Afrika, HKTI Galang Forum Asia


Ilustrasi produk pertanian ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
MerahPutih.Com - Pada masa lalu Indonesia lebih dikenal sebagai negara agraris. Fokus pembangunan nasional khususnya pada rezim Soeharto yakni swasembada pangan. Hasilnya, produk pertanian Indonesia melimpah bahkan sampai merajai ekspor.
Seiring perubahan kebijakan politik, sektor pertanian mulai dianaktirikan. Lihat saja pernyataan Presiden Jokowi saat menghadiri acara di Institut Pertanian Bogor beberapa waktu silam. Presiden Jokowi mengeluhkan lulusan IPB yang lebih banyak bekerja di bank ketimbang menjadi petani profesional dan modern.
Apakah ini pertanda suramnya bidang pertanian di Indonesia? Para petani Tanah Air pantas dan layak untuk tetap optimistis. Pasalnya, saat ini produk pertanian Indonesia menjadi primadona di Afrika. Teranyar, Salon International d Agriculture au Maroc (SIAM MEKNES) menghadirkan produk pertanian Indonesia seperti kayu gaharu, biji kopi, batu arang, tapioka, ikan tuna serta kelapa sawit menarik perhatian pengunjung pameran di Meknes, Maroko.

Konselor Politik/Ekonomi Bagus Hendraning Kobarsyih dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin, mengatakan, pameran tersebut yang lazim dikenal dengan Salon International d Agriculture au Maroc (SIAM MEKNES) berlangsung selama 24 - 29 April 2018.
"Kegiatan SIAM MEKNES pada tahun 2018 adalah kegiatan yang ke 13 dan dibuka oleh Pangeran Hassan (Moulay Hassan, red), putra mahkota dari Raja Maroko Muhammed VI," katanya.
Produk pertanian Indonesia tersebut dibawa oleh para pengusaha Indonesia diundang untuk berpartisipasi seperti biasa dilaksanakan setiap tahun.
"Pada 2018 telah hadir enam pengusaha Indonesia dari Indonesia ditambah seorang pengusaha Maroko yang telah menjadi importir tetap produk biji kopi dari Indonesia untuk dipasarkan di Maroko," kata Bagus.

Jumlah pengusaha Indonesia yang hadir dari Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2017 yang hanya berjumlah tiga pengusaha. Pameran produk pertanian Indonesia tersebut menempati lokasi stand internasional bersama dengan peserta pameran internasional lainnya yang umumnya dikoordinir oleh perwakilan negara tersebut di Maroko.
Selain dihadiri oleh Dubes RI di Rabat, ED Syarief Syamsuri dan para WNI di Maroko, stand Indonesia juga mendapatkan kehormatan dihadiri oleh beberapa Kepala Perwakilan negara sahabat.
"Secara umum produk pertanian Indonesia mendapatkan perhatian yang cukup besar dari para pengunjung stan yang umumnya adalah warga kota Meknes yang terdiri dari para pengusaha dan pelajar Maroko, khususnya dari kota Meknes," kata Bagus.
Beberapa pengusaha Indonesia bahkan ada yang berkesempatan diwawancara oleh media massa setempat baik cetak mapun elektronik. Beberapa produk yang mendapatkan perhatian cukup tinggi adalah kayu gaharu, biji kopi, tepung singkong dan moringa serta produk kelapa sawit.
Sampai dengan saat penutupan tanggal 29 April 2018, seluruh pengusaha Indonesia yang hadir tersebut telah berhasil membuka kontak dengan para pengusaha lokal yang dinilai cukup prospektif untuk dikembangkan, katanya.

Sementara itu, di Jakarta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menyelenggarakan Asia Agricultures and Food Forum pada 20 Juni sampai 1 Juli 2018 yang menyoroti persoalan petani dan pertanian Indonesia.
Ketua Umum HKTI Jenderal Purn Dr Moeldoko dalam sambutannya pada Rakernas HKTI 2018 yang diselenggarakan di Gedung Krida Bhakti Jakarta, Senin, mengatakan Peringatan HUT ke-45 HKTI dengan mengundang 20 negara dari Asia.
"Kita akan mengundang 20 negara dari Asia. Skalanya cukup besar, biayanya juga cukup besar, kurang lebih Rp17 miliar," kata Moeldoko.
Moeldoko yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan kegiatan ini menjadi penting bagi HKTI agar keberadaan organisasi ini di tengah masyarakat, khususnya petani, menjadi bermanfaat.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal DPN HKTI, Mayjen TNI Purn Bambang Budi Waluyo menjelaskan Asia Agricultures and Food Forum akan diselenggarakan di JCC Senayan pada 20 Juni sampai 1 Juli 2018.
"Untuk membangkitkan petani dan pertanian Indonesia, bukan saja di skala nasional, tetapi di kawasan Asia, HKTI akan menyelenggarakan Asia Agricultures and Food Forum atau ASAF," kata dia.
Moeldoko menambahkan HKTI harus semakin meningkatkan performa dan kerja nyata agar semakin dikenal oleh masyarakat. Sebelumnya, ia gencar menyosialisasikan eksistensi organisasi ini.
Ia pun menegaskan hanya ada satu organisasi HKTI yang legal di Indonesia, yakni yang dipimpinnya. Ada pun Moeldoko mendapatkan amanah menjadi Ketua UMUM DPN HKTI pada 10 April 2017 untuk periode kepemimpinan 2017-2020.
Ia juga menekankan bahwa HKTI tidak boleh digunakan untuk politik praktis, melainkan politik yang membangun kedaulatan pangan, memakmurkan petani dan mensejahterakan petani.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Geber Jakarta sebagai Megacity Dunia, Anies Baswedan Studi Banding ke Los Angeles
Bagikan
Berita Terkait
Komisi VI DPR Minta Kementan Tingkatkan Pengawasan Bantuan Alat Pertanian

Indonesia Sediakan 20 Hektar Lahan Pertanian Buat Dikelola Bersama Dengan Palestina

Dari Lumbung Padi ke Teknologi Greenhouse: RI-Belanda Resmikan Era Baru Pertanian Berkelanjutan

Prabowo Ajak Singapura Lebih Banyak Investasi di Sektor Kesehatan dan Pertanian Modern

TNI Mau Rekrut 24 Ribu Tamtama untuk Pertanian, DPR: Harusnya Diserahkan ke Kementan

Indonesia Ingin Uni Emirat Arab Jadi Pintu Masuk Produk Pertanian ke Pasar Global

Wamentan Sebut Balai Pertanian di Karawang Markas Satria Baja Hitam

RI Punya 64 Balai Rahasia, Wamentan: Kita Bisa Kuasai Pangan dan Energi Dunia

Lebih dari 130 Peserta Ramaikan PEVS 2025, Momentum Pertumbuhan Industri Kendaraan Listrik Nasional

Pujian Pada Babinsa dan Penyuluh Berhasil Bikin Serapan Gabah Naik 2.000 Persen, Ada Penghina Langsung Dicari
