PPATK Diminta Telusuri Pengumpulan Dana Aksi Teror Lewat Crowdfunding

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Sabtu, 17 April 2021
 PPATK Diminta Telusuri Pengumpulan Dana Aksi Teror Lewat Crowdfunding

Pengamanan ledakan bom di Katedral Makasar. (Foto: Antara(

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Pengumpulan dana aksi-aksi teror di Indonesia, sudah beralih dengan menggunakan teknologi terkini dengan pola crowdfunding organisasi nirlaba di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan PPATK dimita segera melacak dugaan transaksi-transaksi gelap tersebut.

"Kami meminta BNPT untuk terus meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait khususnya PPATK guna melacak sinyalemen yang ada," kata Wakil Ketua DPR M Azis Syamsuddin keterangan tertulis kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/4).

Baca Juga:

34 Napi Terorisme di Lapas Gunung Sindur Ucap Ikrar Setia kepada NKRI

Kecurigaan Azis tersebut sejalan dengan penggalangan dana melalui kampanye di media sosial. Yakni dengan modus bantuan kemanusiaan untuk bencana alam, korban konflik di timur tengah, warga terpapar COVID-19 hingga berkedok bantuan panti asuhan.

pt,

Azis meminta masyarakat untuk waspada terhadap adanya jaringan terorisme dalam media sosial. Menurut dia, kelompok terorisme kerap memeiliki kecenderungan menyasar kelompok yang kerap menghabiskan waktu di media sosial.

"Dilanjutkan dengan ajakan, bergabung dalam grup WhatsApp hingga diajarkan merakit bom hingga doktrin menjadi pengantin sebuah istilah lama yang mereka adopsi," katanya.

Sementara itu, terduga teroris yang diburu Densus 88 Antiteror Polri, Saiful Basri, menyerahkan diri ke Polsek Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia menyerahkan diri ke Polsek Pasar Minggu pada Kamis (15/4) pagi

Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut Saiful Basri menyerahkan diri karena merasa identitasnya telah diketahui banyak orang.

"Kami sampaikan SB menyerahkan diri dengan alasan identitas dirinya telah diketahui oleh banyak orang melalui medsos sebagai DPO," kata Ramadhan kepada wartawan, Jumat (16/4).

Pengamanan TKP Bom Makassar. (Foto: Antara)
Pengamanan TKP Bom Makassar. (Foto: Antara)

Ramadhan menyebut Saiful Basri diduga terlibat dalam perencanaan membuat bom, perencanaan teror, hingga percobaan bom di Bogor, Jawa Barat dan melakukan pelatihan serta percobaan bom di daerah Ciampea, Bogor.

"Pelaku diduga mengetahui pembelian remote dan aseton dan menyiapkan arang-arang sebagai bahan peledak," ucapnya.

Saiful Basri saat ini telah diserahkan ke Densus 88. Usai Saiful Basri menyerahkan diri, DPO teroris di Jakarta tinggal tersisa tiga orang.

"Dari total enam DPO yang sudah ada, tiga DPO sudah diamankan dan tinggal tiga DPO lagi yang masih dalam pengejaran Densus 88, yaitu ARH, YI, dan SN," ujarnya. (Knu)

Baca Juga:

Dua Warga Jakarta Selatan Jadi Buronan Kasus Terorisme

#Teroris #Terorisme #BNPT #PPATK
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Minta PPATK Telusuri Aliran Dana ke Para Pelaku Kerusuhan Demo Jakarta
Polda Metro Jaya mengungkap aksi kericuhan yang terjadi saat aksi demo di kawasan MPR/DPR beberapa waktu lalu sudah direncanakan secara matang.
Wisnu Cipto - Jumat, 05 September 2025
Polisi Minta PPATK Telusuri Aliran Dana ke Para Pelaku Kerusuhan Demo Jakarta
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
DPR Ternyata Soroti PPATK Blokir Rekening Masyarakat hingga Royalti Hak Cipta Lagu
DPR RI menyoroti pemblokiran rekening yang dilakukan PPATK hingga royalti hak cipta lagu. Hal itu menjadi perhatian besar terkait kelangsungan masyarakat.
Soffi Amira - Jumat, 15 Agustus 2025
DPR Ternyata Soroti PPATK Blokir Rekening Masyarakat hingga Royalti Hak Cipta Lagu
Indonesia
PPATK Tegaskan Cuma Blokir Rekening e-Wallet Terindikasi Judol, Tahun Ini Ada Rp 1,6 T
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana memastikan pemblokiran yang berlaku untuk e-wallet aktif maupun dormant, berbeda dengan penanganan rekening nganggur di bank konvensional.
Wisnu Cipto - Kamis, 14 Agustus 2025
PPATK Tegaskan Cuma Blokir Rekening e-Wallet Terindikasi Judol, Tahun Ini Ada Rp 1,6 T
Indonesia
Langkah PPATK Dikhawatirkan Bikin Warga Berbondong-bondong Tarik Uang dari Bank
Andi menilai narasi tersebut tidak logis, karena rekening yang dipakai untuk judi online justru selalu aktif
Angga Yudha Pratama - Rabu, 13 Agustus 2025
Langkah PPATK Dikhawatirkan Bikin Warga Berbondong-bondong Tarik Uang dari Bank
Indonesia
Awas Penipuan! DPR Ungkap Biaya Pembukaan Blokir Rekening PPATK Itu Palsu
Misbakhun menegaskan bahwa proses pembukaan blokir rekening tidak dikenakan biaya sepeser pun. Menurutnya, pemblokiran rekening, terutama yang tidak aktif (dormant), adalah langkah pemerintah untuk mencegah penyalahgunaan seperti judi online dan penipuan.
Angga Yudha Pratama - Senin, 11 Agustus 2025
Awas Penipuan! DPR Ungkap Biaya Pembukaan Blokir Rekening PPATK Itu Palsu
Indonesia
Rekening Ketua MUI Cholil Nafis Diblokir PPATK: Kebijakan yang Tak Bijak
"Sedikit sih gak banyak, paling Rp 200-300 juta untuk jaga-jaga yayasan," kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis
Frengky Aruan - Senin, 11 Agustus 2025
Rekening Ketua MUI Cholil Nafis Diblokir PPATK: Kebijakan yang Tak Bijak
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
PPATK Temukan Rekening Bank Dijual Bebas di Marketplace, Diduga untuk Cuci Uang
Tren mengkhawatirkan di dunia digital praktik jual-beli rekening marak di marketplace.
Wisnu Cipto - Jumat, 08 Agustus 2025
PPATK Temukan Rekening Bank Dijual Bebas di Marketplace, Diduga untuk Cuci Uang
Bagikan