Potret Menyedihkan Pencari Suaka Kembali ke Jalan

Seorang pejalan kaki melintasi para pencari suaka yang kembali ke trotoar jalan di Jalan Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/9) (MP/Kanugraha)
Merahputih.com - Puluhan para pencari suaka asal Afganistan, Somalia, dan Irak kembali menduduki trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/9). Para pencari suaka ini menempati trotoar sebelah kanan jalan yang mengarah ke Tugu Tani atau berada di sekitaran Gedung Menara Ravindo yang merupakan kantor UNHCR.
Mereka duduk-duduk dengan beralaskan tikar yang tipis di trotoar di sepanjang Jalan Kebon Sirih. Bahkan, anak-anak terlihat asik bermain di lokasi seolah-olah mereka tengah bertamsya.
Baca Juga:
Pencari Suaka Balik Lagi ke Kebon Sirih, Anies: Saya bakal Telepon Mensos
Dengan bermodalkan tas dan juga jaket dipakainnya untuk beristirahat. Guna menghindari panas matahari, mereka gunakan payung.
Kondisi mereka sangat tragis karena hanya menjadi tontonan orang yang melintas di jalanan. Apalagi ada satu anak asal Afrika yanh berusia sekitar 2 bulan, namun mesti hidup di pinggir jalan.
Sementara itu petugas dari Kepolisian dan juga Satpol PP terus melakukan penjagaan di sekitar lokasi. Petugas pun telah minta mereka untuk meninggalkan lokasi.
"Ya kita sudah minta mereka pergi sebenarnya, tapi mereka masih bertahan," kata seorang petugas yang berjaga.

Salah satu imigran bernama Ali mengatakan, dirinya sudah minta tolong ke UNHCR karena sebelumnya sudah tinggal lama di depan Imigrasi Kalideres selama satu tahun enam bulan.
"Jadi kita datang pertama ke sini minta tolong ke UNHCR nungguin ke sini dua minggu dan pindah ke Kalideres," kata Ali.
Ia mengaku sempat ditawari uang Rp 1,3 juta yang diberikan setiap bulannya. "Dikasih uangnya nanti dihubungi lagi, jadi sampai sekarang ini mereka tidak hubungi juga. Kalau mereka ngehubungi juga tidak kasih tahu sampai kapan mereka kasih," kata dia.
Baca Juga
Pemprov DKI Peringatkan UNHCR Untuk Tuntaskan Persoalan Pencari Suaka
"Jadi kita bingung kalau itu uangnya buat keluarga juga buat tiga orang Rp 1,3 juta, jadi uangnya kurang tidak sampai buat 1 bulan," sesal Ali.
Daripada uang, imigran meminta agar diberikan makanan 2 atau 3 makan sehari. Termasuk tempat tinggal. "Kalau uangnya itu nggak cukup, jadi kita juga nggak tahu uangnya sampai kapan," jelas Ali
Awal September, Perwakilan UNHCR di Indonesia Thomas Vargas mempersilakan para pencari suaka untuk menyampaikan aspirasi mereka di kantor UNHCR di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

"Pengungsi punya hak untuk mengutarakan masalah mereka dan memberi tahu kami apa yang mereka alami. Kami dengarkan dan bantu mereka," kata Vargas.
UNHCR, lanjut Vargas, mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kepolisian Metro Jakarta Pusat terkait kehadiran para pencari suaka yang berada di sekitar kantor UNHCR di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Baca Juga
Anies Sebut Pemerintah Pusat Cari Tempat Baru Lokasi Pencari Suaka
Sementara, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta mengharapkan instruksi yang jelas dari pemerintah pusat terkait keberadaan para pencari suaka yang berada di gedung eks Komando Distrik Militer (Kodim) di kawasan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat.
"Kami minta dari Pemerintah Pusat memberikan arahan yang jelas untuk Pemerintah Daerah. Itu kan pengungsi tidak kami anggarkan dalam anggaran kami," kata Kepala Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta Taufan Bakri. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
58 WNI Ditangkap Dalam Operasi Keras Penindakan Imigran di Amerika Serikat, 6 Orang Sudah Dideportasi

Imigran Ilegal Dirayu Dapat USD 1000 Jika Tinggalkan AS Secara Mandiri

WNA Mengamuk di Kalibata City Positif Sabu, Polisi Geledah Apartamen Tunggu Pelaku Selesai Dirawat

Polresta Bandara Soetta Tangkap Pelaku TPPO Dengan Modus Umrah, 3 Orang DPO

Satgas Barang Impor Ilegal Didesak Tidak Menindak Pedagang Kecil

Karavan Para Migran dari 24 Kewarganegaraan Menuju Amerika

Ditangkap Divhubinter Polri, WNA Kanada yang Buron di Bali Merasa Tertipu

DPR Minta Kemenlu Bertindak Tegas pada Maraknya WNA yang Bekerja di Bali

5 WNA di Bali Dideportasi Karena Melanggar Izin Tinggal hingga Kerja Ilegal

Kirim 13 Warga Irak ke Australia, Polisi Tetapkan 3 ABK Asal NTT Jadi Tersangka
