Polisi Diminta Usut Tuntas Jaringan Teroris di Indonesia
Terduga teroris tewas ditembak karena terobos Mabes Polri, Rabu (31/3). Foto: MP/Kanu
Merahputih.com - Komisi III DPR mendukung Polri untuk mengusut tuntas dan terus mengungkap jaringan terorisme di Tanah Air.
Ketua Komisi III DPR Herman Herry mengatakan tindakan teroris sangat melukai rasa kemanusiaan dan tidak dibenarkan oleh seluruh umat beragama.
Baca Juga
Terduga Teroris Sebut Bom Daya Ledak Besar 'Takjil', Hindari Kecurigaan Warga
"Saya mendesak Polri untuk mengusut tuntas jaringan terorisme di Indonesia," kata Herman, Kamis (1/4).
Pada Rabu (31/3) sore teroris ZA melakukan aksinya di Mabes Polri. Seorang perempuan menodongkan senjata api ke arah polisi, dan polisi kemudian mengambil tindakan terukur.
Herman mengapresiasi kesigapan polisi yang dengan cepat berhasil menindak pelaku.
"Petugas pengamanan telah melakukan tindakan yang terukur untuk mencegah eskalasi aksi teror tersebut," kata Herman.
Tetapi, menurut dia, fungsi intelijen harus terus ditingkatkan. Dia menilai penangkapan terduga teroris belum efektif membenamkan potensi aksi teror.
Ia meminta kepada Polri dan BNPT sebagai mitra kami untuk memperkuat fungsi intelijen dalam mendeteksi kejadian serupa di kemudian hari.
"Kejar dan tangkap pelaku teror ini hingga akarnya," pungkas politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Sementara itu, pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Andrea H Poeloengan menilai, langkah Polri menindak tegas ZA sudah tepat.
Pasalnya, saat itu ZA nekat melakukan penembakan ke petugas hingga berpotensi mengakibatkan kematian atau luka berat bisa saja terjadi.
"Wajar tidak perlu ada peringatan dan langsung menembak hingga akhirnya mematikan," kata Andrea.
Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Kapolri No 8 tahun 2009 tentang penegakan hukum berbasis Hak Asasi Manusia.
Menurut Andrea, sebagai instansi pelayanan publik, Kantor Polisi tidak boleh berkesan menakutkan. Harus mencitrakan ramah dengan penuh salam, senyum dan sapa.
"Untuk itu selain atmosfir ramah tersebut, demi keselamatan bersama, pelayanan markas polisi juga perlu dilengkapi dengan upaya dan alat pendeteksian dini serta pencegahan," jelas Andrea yang juga mantan anggota Kompolnas ini.
Baca Juga
Atas kejadian ini, untuk mencegah untuk tidak terulang kembali, maka perlu dilakukan evaluasi atas sistem pengamanan markas di Mabes Polri dan juga mengevaluasi kinerja seluruh personel Kepolisian.
"Perlu ada Irwasum yang memimpin langsung Pemeriksaan Khusus serta Audit Investigative yang dilakukan Irwasum beserta jajarannya terhadap mereka mereka yang disebut di atas terkait dengan kejadian di Mabes Polri tersebut," tutup Andrea. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Komisi III DPR Sebut Usul Kapolri Dipilih Presiden Ahistoris dan Bertentangan dengan Reformasi
Komisi III DPR Sebut Putusan MK bukan Larangan Mutlak Penugasan Anggota Polri, Justru Perjelas Status dan Rantai Komando
Habiburokhman tak Masalah Anggota Polri Bertugas di Instansi Lain, Selama Sesuai Fungsi Kepolisian
Komisi III DPR: Perkap Polri 10/2025 Jawab Kekaburan Norma Penugasan Anggota Polri
6 Orang Polisi Jadi Tersangka Pengeroyokan Diduga 'Mata Elang' di Kalibata Jakarta
22 Tewas dalam Kebakaran Terra Drone, DPR Tekankan Audit Standar Keselamatan Gedung
Legislator Golkar: Ultimatum Prabowo Jadi Peringatan Keras bagi Pejabat saat Tangani Bencana
Peringati Hakordia 2025, Komisi III DPR Beri Catatan untuk Aparat Penegak Hukum
Elit Saling Adu Opini soal Bencana Alam Sumatra, Bamsoet: Stop Saling Menyalahkan, Fokus pada Penanganan
Raker Wamenkum Edward Omar Sharif dengan Komisi III DPR bahas RUU Penyesuaian Pidana