Pidato Jokowi Singgung Radikalisme, Setara: Intoleransi Adalah Hulu Dari Terorisme

Presiden Joko Widodo dengan baju adat suku Sasak NTB memberi hormat seusai menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT Ke-74 Kemerdekaan RI dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senay
Merahputih.com - Ketua SETARA Institute, Hendardi mengapresiasi pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan DPR/DPD/MPR hari ini. Pidato yang dimaksud Hendardi adalah kaitannya dengan pencegahan paham radikalisme yang terjadi karena intoleransi di kalangan masyarakat.
Menurut Hendardi, Jokowi secara eksplisit mengidentifikasi intoleransi, radikalisme dan terorisme dalam satu deretan kata sebagai ancaman nyata kemajuan bangsa menuju Indonesia maju dan unggul.
Baca Juga: Tunjukkan Smartphone, Jokowi Sindir Pejabat yang Kerap Studi Banding ke Luar Negeri
Baginya, apa yang dipaparkan Jokowi tersebut menandakan bahwa Presiden sangat paham bagaimana ancaman terorisme bisa terjadi.
“Bahwa intoleransi adalah hulu dari terorisme dan terorisme adalah puncak dari intoleransi,” imbuh Hendardi dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (16/8)
Selain itu, Hendardi juga sepakat dengan pendapat Presiden Jokowi tentang upaya penguatan Pancasila sebagai ideologi final bagi bangsa Indonesia untuk menangkal intoleransi yang berpotensi mengakibatkan orang berpaham radikal dan bisa cenderung mudah melakukan aksi terorisme.
“Pengenalan Jokowi pada tantangan intoleransi-radikalisme-terorisme kemudian dijawab dengan pentingnya penguatan ideologi bangsa, Pancasila,” ujarnya.

Apalagi dalam kajian SETARA Institute sendiri, ancaman terhadap ideologi dasar bangsa Indonesia itu bukan isapan jempol belaka. “Dalam banyak survei, termasuk studi SETARA Institute, ancaman terhadap negara Pancasila adalah nyata adanya,” terang Hendardi.
Maka dari itu, Hendardi merasa tepat jika tantangan intermediate dari upaya mengatasi intoleransi-radikalisme-terorisme ini adalah pembudayaan Pancasila yang menuntut lompatan kreatif dalam pembinaan dan pembudayaannya.
Baca Juga: Jokowi Minta Restu Masyarakat Indonesia untuk Pindahkan Ibu Kota Negara
Perlu diketahui, bahwa dalam pidato kenegaraannya di dalam Sidang Tahunan DPR dan MPR RI tersebut, Presiden Jokowi memberikan pemaparan terhadap antisipasi bangsa terhadap ancaman ketahanan dan keamanan nasional di tengah mudahnya keterbukaan informasi dan akses jaringan komunikasi.
“Dalam bidang pertahanan-keamanan kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber, menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta menghadapi ancaman kejahatan-kejahatan lainnya baik dari dalam maupun luar negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita,” ujar Presiden Jokowi hari ini. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Kerusuhan di Indonesia Dikomandoi Sosok Terlatih, SETARA Institute: Dipicu Ketegangan Elite dan Kontestasi Kekuasaan

Soroti Satuan di Tubuh TNI yang Diperbanyak, SETARA Institute: Bentuk Ekspansi Militer ke Ranah Sipil

Pembubaran Rumah Doa di Padang, SETARA Desak Pemerintah Prabowo Berhenti Bersikap Diam

Tersangka Korupsi Minyak Riza Chalid Diduga Bersembunyi di Malaysia, Kejagung Diminta Bertindak

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Nilai Kementerian Kebudayaan Tak Berwenang Tulis Ulang Sejarah Indonesia, Setara Institute Khawatir Ada Upaya Memutarbalikkan Fakta

Fadli Zon Wacanakan Proyek Penulisan Ulang Sejarah, Setara Institute: Manipulatif dan Cari Sensasi

Kejagung Minta Kantornya Dijaga TNI, Setara Institute: Bertentangan dengan Supremasi Sipil dan Hukum

Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK
