Pembubaran Rumah Doa di Padang, SETARA Desak Pemerintah Prabowo Berhenti Bersikap Diam
Pembubaran Rumah Doa di Padang. (Foto:IST/media sosial)
MerahPutih.com - Insiden pembubaran rumah doa jemaat Kristen di Padang, Sumatera Barat menuai kecaman. Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi mendesak agar penegakan hukum dijalankan dengan tegas terhadap para pelaku intoleransi.
"Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan nyata-nyata merupakan tindak kriminal yang melanggar hukum dan konstitusi," kata Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi, kepada wartawan, Senin (28/7).
Hendardi meminta aparat setempat tidak permisif terhadap kasus ini. Kasus ini, lanjutnya, tidak boleh disederhanakan sebagai insiden yang dipicu kesalahpahaman.
Baca juga:
"Kami meminta agar aparatur negara khususnya pemerintah daerah setempat untuk tidak permisif dan mensimplifikasi persoalan intoleransi dan kekerasan tersebut sebagai tindakan yang dipicu kesalahpahaman," katanya.
Dalam kasus ini, SETARA juga meminta agar para pelaku intoleransi bisa diproses dengan hukum yang berlaku. Semata-mata untuk menimbulkan efek jera.
"Dalam konteks yang sama, aparat penegak hukum juga mesti segera melakukan proses penegakan hukum atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh kelompok intoleran," katanya.
Baca juga:
SETARA juga meminta pemerintah pusat tak diam atas terjadinya intoleransi dan pelanggaran KBB yang kian marak. Setelah lebih dari enam bulan Pemerintahan Prabowo Subianto, kasus-kasus intoleransi semakin marak. Sejauh ini, Pemerintah Pusat lebih banyak diam.
Presiden, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, dan Kementerian/Lembaga terkait tidak menunjukkan kepedulian dan keberpihakan pada korban.
Diamnya Pemerintah dapat dibaca oleh kelompok intoleran sebagai ‘angin segar’ yang mendorong mereka untuk mengekspresikan intoleransi dan konservatisme keagamaan, bahkan dengan penggunaan kekerasan.
“Dalam konteks itu, intoleransi akan mengalami penjalaran dan merusak kohesi sosial, modal sosial, serta stabilitas sosial dalam tata kebinekaan Indonesia,” pungkas dia.
Baca juga:
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Sekedar informasi , peristiwa itu terjadi di RT 03 RW 09 Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kota Padang, Sumatera Barat. Aksi massa yang diwarnai perusakan itu terjadi pada Minggu (27/7) petang.
Dari video yang viral, puluhan warga tampak mendatangi rumah yang sedang berisi banyak orang, dari dewasa hingga anak-anak. Mereka diketahui adalah jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI).
Massa yang datang membawa balok kayu langsung membubarkan aktivitas jemaat serta menghancurkan kursi dan kaca rumah. Aksi warga itu para jemaat kaget langsung berlarian, sedangkan anak-anak menangis histeris. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
SETARA Institute Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Langgar Amanat Reformasi dan Hukum
DPR Tegaskan Hak Ibadah Adalah Amanah Konstitusi yang Tak Bisa Diabaikan
Menteri Agama Berharap Tiap Untaian Doa Umat Katolik di Bulan Rosario Jadi Berkah untuk Indonesia
SETARA Institute: Komisi Reformasi Kepolisian Harus Jadi Instrumen Transformasi, Bukan Sekadar Simbolis
SETARA Institute desak Prabowo Ungkap Dalang di Balik Kerusuhan Demo, Rakyat juga Berhak Tahu
Kerusuhan di Indonesia Dikomandoi Sosok Terlatih, SETARA Institute: Dipicu Ketegangan Elite dan Kontestasi Kekuasaan
Menag Janji Laporan Kasus Intoleransi Segera Ditangani Kurang dari 24 Jam
Soroti Satuan di Tubuh TNI yang Diperbanyak, SETARA Institute: Bentuk Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
Pembubaran Rumah Doa di Padang Potret Buram Kehidupan beragama di Indonesia
Natalius Pigai Siapkan UU Baru Pasca Insiden Perusakan Rumah Ibadah Kristen di Padang