Pesan Kapolri ke Lulusan Akpol: Jangan Jadi Anak Mama, Belum Apa-Apa Sudah Merengek
Kapolri Jenderal Idham Azis di acara wisuda taruna dan taruni Akademi Kepolisian. Foto: Youtube Akpol
Merahputih.com - Kapolri Jenderal Idham Azis memberikan pengarahan kepada 750 calon perwira remaja taruna-taruni TNI-Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/7).
Idham mengingatkan kepada para calon perwira remaja atau capraja yang kelak akan jadi perwira untuk mempersiapkan diri, dan akan mengirim para perwira Akademi Kepolisian (Akpol) yang baru dilantik ke lima polda di wilayah Indonesia.
Sebagai calon perwira, Kapolri meminta kepada mereka untuk menguatkan mental. Juga harus siap bila ditempatkan di Polda Papua Barat, Polda Papua, Polda Maluku, Polda Sulawesi Tengah (Poso) dan Polda Maluku Utara.
Baca Juga
Upaya menempatkan perwira Akpol di daerah yang jauh dari Ibu Kota agar mereka menjadi pribadi yang kuat dan tidak manja kepada orang tuanya.
“Kuatkan mentalmu, karena kau sudah memilih jalan mengabdi di TNI-Polri. Jangan kau jadi anak mama. Belum apa-apa kau sudah merengek sama orang tua,” kata Idham dalam keteranganya, Rabu (8/7/).
Menurut Idham, para perwira Akpol kelak akan ditempatkan di polda-polda yang wilayahnya jauh dari Ibu Kota.
“Saya lagi merencanakan Akpol, mau saya simpan di 5 Polda yaitu Polda Papua, Papua Barat, Maluku, Poso, sama Maluku Utara, biar meriang-meriang itu semua orang tuanya,” jelas dia.
Tak hanya itu, Idham juga menyebut akan mendidik para perwira Akpol yang baru lulus seperti personel Brigade Mobil atau Brimob. Ini artinya, ia menginginkan agar para lulusan memiliki mental yang kuat.
“Kedua, saya juga mau Brimob-kan seperti waktu saya jadi masuk di PTIK, saya mau Brimob-kan semua ini biar tambah ‘meriang-meriang disko’ semua, gitu ya,” ucap Idham.
Kapolri berharap seluruh Capraja TNI-Polri yang hadir dapat lulus dan dilantik menjadi perwira. Setelah lulus, Idham meyakini, ada capraja TNI-Polri 2020 yang nantinya akan menjadi Panglima TNI atau Kapolri. Namun demikian, Idham menegaskan, untuk mendapat jabatan Panglima TNI dan Kapolri tidak mudah.
“Saya sangat yakin 30 tahun kemudian, di tahun 2050 ada di antara kalian yang akan menjadi seperti Bapak Panglima TNI atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,” terang Idham.
Idham juga berpesan kepada para calon perwira TNI-Polri untuk bersikap santun. Juga agar selalu meucapkan kata tolong, terima kasih, dan minta maaf.
“Anak-anakku sekalian, begitu kau dinas nanti, kau memimpin. Meskipun itu baru kesatuan terkecil, saya berpesan, kau jangan lupa, ‘tolong, terima kasih, minta maaf’. Ingat, anak-anakku sekalian, di atas langit masih ada langit,” jelas Idham.
Baca Juga
Calon Pengganti Idham Azis Enggak Punya 6 Kriteria Ini? Jangan Harap Jadi Kapolri
Tak lupa, Idham juga mengucapkan terima kasih kepada Danjen Akademi TNI, Kalemdiklat Polri, gubernur angkatan dan akademi kepolisian beserta seluruh jajarannya karena telah mendidik para Capraja dengan baik.
“Terima kasih telah mendidik dan mempersiapkan seluruh tahapan pendidikan dan mengantarkan calon perwira remaja sampai dilantik menjadi perwira nanti,” pungkas Idham. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Kapolri Listyo Sigit Melayat dan Doakan PB XIII di Keraton Surakarta, Siap Bantu Pengamanan Prosesi Pemakaman
Kapolri Ungkap Ada Narkoba Baru Etomidate dan Ketamine, Pengguna tak Bisa Dipidana
Cerita Titip Kapolri Agar Pengawalnya Jadi Perwira, Prabowo Ajak Jenderal dan Menteri Lain Ikut Ngaku
Prabowo Sebut Persepsi Publik Terhadap Kepolisian, Kerap Dikritik
Ketamin & Etomidate Jadi Tren Narkoba Baru di RI, Kapolri Akui Pemakainya Belum Bisa Dipidana
Polri Transformasi 118 Kampung Jadi Kampung Bebas Narkoba
[HOAKS atau FAKTA] : Karena Desakan Rakyat, Komjen Rudy Herianto Jadi Kapolri Gantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Mabes Polri Terbitkan Aturan Hukum yang ‘Bolehkan’ Polisi Melawan jika Diserang dan Nyawanya Terancam
Kapolri Sebut Polisi di Lokasi Unjuk Rasa bukan untuk Batasi Demokrasi, Deteksi Penyusup yang Memprovokasi