Perilaku Hiperseks Bisa Jadi Tanda PTSD


Hiperseks bisa menjadi gejala gangguan mental lain. (Pixabay/congerdesign)
HUBUNGAN intim antara suami dan istri memang menjadi salah satu pilar rumah tangga terpenting selain stabilitas ekonomi dan komunikasi yang sehat. Hubungan intim harus dilakukan dengan nyaman serta tanpa paksaan dari satu pihak.
Lalu bagaimana jika ternyata pasangan terus menerus 'minta jatah' hingga bisa masuk dalam kategori hiperseks? Lebih baik segera ajak pasangan untuk konsultasi kepada psikolog atau jika perlu ke psikiater, karena bisa jadi pasanganmu tanpa sadar mengidap gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Menurut Healthmatch, seseorang yang mengidap hiperseks sebagai akibat dari PTSD yang tak segera disembuhkan, 'menggunakan' hubungan intim sebagai coping mechanism alias senjata menutupi gejala dari PTSD itu sendiri.
Gangguan stres pasca-trauma seringkali membutuhkan kegiatan yang dapat mengusir rasa gusar, stres, tidak nyaman, dan ketakutan seperti contohnya berhubungan intim terus menerus.
Baca juga:
Grafoterapi, Kurangi Stres Lewat Goresan atau Tulisan Tangan

Cara otak mengalihkan rasa trauma
Umumnya tubuh akan merasa tidak nyaman ketika mengalami stres berat, sehingga secara otomatis otak akan mencari memori-memori tertentu yang menyenangkan dan biasa dilakukan oleh sang pengidap untuk mengalihkan rasa trauma tersebut.
Jika kebetulan berhubungan intim merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengusir stres dengan cepat bagi sang pengidap, otak akan terus menerus memerintah tubuh untuk meningkatkan frekuensi berhubungan intim.
Baca juga:

Rasa ingin mendominasi
Penyebab seseorang mengidap PTSD adalah mengalami trauma berat dalam hidup. Bisa jadi mereka adalah korban perang, atau perwira yang selamat dari perang tapi terlanjur menyaksikan pembantaian di medan perang.
Tak jarang pengidap PTSD juga merupakan korban dari kasus pelecehan seksual atau korban kekerasan dari orang terdekat. Dalam lubuk hatinya, pengidap PTSD merasa harga dirinya telah dirampas oleh orang lain sehingga salah satu cara untuk menutupi hal tersebut adalah dengan menjadi sosok hiperseks agar bisa mendominasi orang lain.
Membutuhkan perhatian lebih
Hubungan intim merupakan hubungan yang sakral. Bagaimana tidak? Kamu dan pasangan akan saling berbagi emosi, kasih sayang, perhatian, intimasi, dan rasa saling percaya antar satu sama lain.
Pengidap PTSD tentunya membutuhkan banyak perhatian yang sayangnya tidak banyak disadari oleh orang-orang di sekitarnya. Pengidap PTSD akhirnya mencari perhatian lebih tersebut melalui perilaku hiperseks. (Mar)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
