Grafoterapi, Kurangi Stres Lewat Goresan atau Tulisan Tangan


Grafoterapi bekerja dengan melibatkan sirkuit saraf yang dimulai di belahan otak kiri. (Foto: Pexels/Allan Mas)
GRAFOTERAPI. Mungkin banyak dari kamu yang asing dengan istilah ini. Grafoterapi (graphotheraphy) adalah terapi menggunakan tulisan atau goresan tangan untuk membuat perubahan pada pikiran bawah sadar demi merangsang munculnya kebiasaan baru yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut handwritinggraphology.com, graphotheraphy termasuk cabang grafologi, ilmu yang mempelajari kepribadian seseorang lewat tulisan tangannya. "Tindakan menulis adalah sarana terapi," catat laman handwritinggraphology.com.
Melalui goresan tangan, seseorang dapat menyatakan harapan dan perasaannya. Karena itulah, grafoterapi juga berfungsi sebagai alternatif terapi menurunkan stres.
Baca juga:
Menerapkan Growth Mindset di Tahun Baru Demi Meningkatkan Kualitas Diri

Meski ada kelas khusus yang menawarkan grafoterapi, terapi ini mudah dilakukan oleh siapa saja dan tak harus berbentuk tulisan. Bisa juga berupa sekadar garis-garis. Dengan demikian, healing tak lagi identik dengan kegiatan yang menguras isi dompet.
Menurut pendiri dan CEO Ganara Art, Tita Djumaryo, menghilangkan stres di rumah bisa dilakukan dengan bermodalkan selembar kertas kosong dan alat tulis seperti spidol, pensil, pulpen, atau bahkan krayon.
"Siapkan spidol dan kertas kosong, kalau sedang emosi kita bisa tutup mata dan bikin garis apa pun," kata Tita di pembukaan "Wardah Color Fit Beauty Moves You Art Journey", Ganara Art, Jakarta, seperti dikutip Antara (28/12).
Sembari membuat garis-garis di kertas kosong dengan spidol atau alat sejenisnya, cobalah untuk mengatur napas. Setelah membuat sebuah garis, tarik napas secara teratur. Lakukan berulang-ulang.
Kamu juga bisa menorehkan garis secara acak sehingga nantinya membentuk motif abstrak. Trik menghilangkan penat secara mudah ini sering diterapkan oleh Tita di sela rapat daring yang kadang memicu stres. Ini mirip dengan membuat doodle.
Baca juga:

Seni, kata Tita, selain untuk berekspresi bisa menjadi sarana untuk melepas penat atau "healing". Di tempat yang ia dirikan, misalnya, individu bisa menghilangkan stres dengan cara mengikuti kelas-kelas seni seperti membuat kreasi tanah liat hingga melukis di kain atau kanvas.
Grafoterapi bekerja dengan melibatkan sirkuit saraf yang dimulai di belahan otak kiri, yang mengirimkan sinyal sensorimotor ke tangan, lalu mengeksekusi perintah yang dikirimkannya.
Coretan atau tulisan tersebut mungkin tak berarti banyak bagi orang lain. Namun, bagi si pembuatnya itu adalah ekspresi dirinya. Secara perlahan, itu akan mengubah kebiasaan lamanya dan mengundang kebiasaan baru.
Penelitian Rifatul Fikriyah dan Tri Puji Astuti dalam "Pengaruh Graphotherapy untuk meningkatkan Asertivitas pada Mahasiswa membuktikan" bahwa graphotherapy dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah peserta didik seperti ingatan dan kurang konsentrasi. Juga untuk mengembangkan kepribadian pada usia-usia yang masih muda. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pria, Beginilah Cara Berduka yang Benar

Healing ke Pameran Seni

Grafoterapi, Kurangi Stres Lewat Goresan atau Tulisan Tangan

Menerapkan Growth Mindset di Tahun Baru Demi Meningkatkan Kualitas Diri

K-Drama Ternyata Bermanfaat untuk Kesehatan Mental

Cara Mengenali Depresi pada Laki-laki

Mengenal Histrionic Personality Disorder, Keinginan untuk Menjadi Pusat Perhatian

Cara Mulai Berbicara Tentang Kesehatan Mental pada Remaja

Ekspresikan Kemarahan dengan Cara yang Benar

Antara Musik dan Pikiran Seseorang
